Tak menyehatkannya kegiatan CFD ini di satu sisi juga disebabkan oleh kualitas polusi udara Jakarta yang tinggi. Beberapa kali penulis amati melalui laman AirVisual dikemukakan bahwa kualitas udara Jakarta pada Minggu pagi sangat buruk, ditandai dengan warna kuning sampai dengan orange pada map.Â
Bahkan jika Anda amati secara langsung, kondisi langit sekitar gedung pencakar langit di Jalan Thamrin-Sudirman dari kejauhan seperti berkabut dengan nuansa warna keabuan.
CFD di Jakarta benar-benar jauh dari kata nyaman dan menyehatkan. Tak jarang pula kita bisa melihat penyakit sosial seperti gepeng yang lalu lalang mengemis meminta bantuan. Seolah ketimpangan ekonomi dan sosial sengaja dipertunjukkan agar jadi tontonan orang banyak.
Walau begitu banyak kekurangan dalam kegiatan CFD ini, menurut penulis perhatian Pemprov DKI Jakarta untuk membenahi CFD agar teratur dan nyaman untuk dinikmati oleh masyarakat masih terlihat sangat minim.Â
Mengapa demikian? Selain untuk memperluas jangkauan sosialisasi agar masyarakat gemar berjalan kaki dan menggunakan transportasi umum, diharapkan juga nantinya konsentrasi warga Jakarta tidak hanya fokus ke Thamrin-Sudirman yang sudah terlampau padat.Â
Kalau keadaan seperti ini terus didiamkan, maka jangan harap masyarakat akan sudi untuk beralih. Kemacetan dan polusi hanya akan jadi legacy kepada siapapun yang memimpin Jakarta nantinya. Demikian artikel penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H