Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Al Baatin dan Kaitannya dengan Iman

20 Oktober 2019   09:17 Diperbarui: 20 Oktober 2019   09:46 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun bagaimana jika gambaran Superman yang superhero dan pembela kaum yang lemah justru jauh dari yang Anda awal bayangkan. Superman itu justru memporak-porandakan seluruh isi bumi ini, bukankah diri Anda timbul rasa takut.

Oleh karena itulah Allah tidak dalam bentuk wujud. Ia tidak perlu memperlihatkan diriNya kepada manusia karena bagi manusia yang beriman maka ia percaya Allah benar-benar ada disekitarnya. 

Allah bukan layaknya seorang Firaun yang mengaku-ngaku sebagai Tuhan. Sebagaimana Firaun mendustakan Allah maka Allah tenggelamkan ia dan hingga kini jasadnya menjadi saksi bagi keturunan Adam.

Dalam konteks iman, Penulis mencontohkan layaknya Anda hidup merantau jauh dari keluarga. Akan tetapi berapa pun jarak Anda terpisah dengan keluarga, Anda tetap percaya bahwa keluarga Anda dalam keadaan sehat walaupun Anda sekalipun tidak melihatnya. 

Selayaknya seorang yang benar-benar beriman kepada Allah maka ia percaya bahwa Allah dekat denganNya, Allah mengawasi setiap gerak-geriknya, dan Allah senantiasa melindungi dan memberikan rahmat kepadaNya.

Seseorang yang beriman bukan lagi seseorang yang ibadahnya disuruh-suruh. Seseorang yang beriman kepada Allah, ia sadar betul kondisinya sebagai manusia bahwa ia yang membutuhkan Allah, bukan sebaliknya. 

Seseorang yang beriman kepada Allah maka ia selalu bersyukur dan berusaha terus memperbaiki dirinya dan mendekatkan dirinya kepada Allah. Dengan semakin tinggi iman seseorang maka Al Baatin bukan lagi menjadi sesuatu yang sifatnya ghaib tetapi dzat yang nyata bagi dirinya. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun