Tentu mengetahui hal tersebut, banyak orang pun membanding-bandingkan mana kiranya tokoh Joker yang tepat digambarkan, apakah seperti yang diperankan mendiang Heath Ledger ataukah Joaquin Phoenix?
Menurut pandangan Penulis, keduanya punya peran sama baiknya. Hanya saja kita perlu lihat bahwa ada inti cerita yang membedakan keduanya yaitu sosok Batman.Â
Mendiang Heath Ledger begitu piawai memerankan tokoh Joker sebagai sosok supervillain yang mampu membuat Batman pusing bukan kepalang. Ia (Joker) psikopat kejam, kelam, licik, manipulatif, tetapi masih dibumbui oleh unsur humoris didalamnya.
Sangat berbeda halnya dengan Joaquin Phoenix dimana tokoh Batman belum ada (hanya Bruce Wayne kecil, lantas apakah Joker yang Batman hadapi seorang copycat?), terlepas dari profesionalitas ia dengan mengurangi secara ekstrem bobot berat badannya tetapi Joaquin memang benar-benar sangat baik membawakan sosok Arthur Fleck dengan penyakit kejiwaan yang dialaminya, ia juga baik memerankan karakter tokoh Joker yang Penulis nilai jauh lebih gelap dikarenakan unsur R pada film (untuk 17 tahun keatas).
Namun demikian narasi bahwa Joker merupakan simbol dari bentuk perlawanan rakyat terhadap kesenjangan Penulis bisa katakan dapat mudah sanggah. Karena dalam film Joker, unsur atau kondisi sosial atau apa yang terjadi di kota Gotham soal kesenjangan tidak digambarkan secara gamblang seperti apanya.Â
Tokoh Joker dalam ending film ini lebih kepada sosok yang berupaya memprovokasi publik dengan dalih derita yang dialaminya. Ia ingin orang banyak merasakan perih yang ia alami dan ia ingin orang banyak tahu akan eksistensinya.
Sedikit tambahan, film Joker ini menurut Penulis merupakan sebuah satire dari hukum yang berlaku dimana orang yang mengalami penyakit kejiwaan maka ia bisa lepas dari sanksi pidana. Arkham Asylum atau penjara berikut tempat rehabilitasi hilir mudik para dedengkot musuh-musuh Batman merupakan gambaran betapa rusaknya tata kelola hukum di Gotham City.
Sebagai penutup artikel ini, bahwa perlu diketahui bahwa sosok Joker bukanlah sosok individu yang sedang depresi yang berupaya mengakhiri hidupnya sendiri, melainkan seorang psikopat yang tidak peduli pada apapun dan bebas melakukan apa yang ia kehendaki. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H