Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Betapa Pentingnya Berhijab bagi Muslimah

2 September 2019   09:02 Diperbarui: 16 April 2021   16:35 1756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makna berhijab bagi seorang muslimah (Sumber : ruangmuslimah)

Sebelum Penulis membahas materi dari artikel kali ini, pertama-tama bahwa sebagaimana seorang Muslim tujuan (dari artikel ini) Penulis sekadar berbagi ilmu untuk mengingatkan khususnya bagi kaum Muslimin dan Muslimah, bukan bermaksud menggurui maupun memaksakan, ataupun menakut-nakuti. Sejatinya kebenaran paling hakiki itu hanya milik Allah subhanahu wa ta'ala.

Apa yang ingin Penulis bahas saat ini ialah perihal "berhijab". Hijab itu banyak macamnya dimana ada jilbab, niqab, burqa, kerudung, dan lain sebagainya, tentu hal tersebut tidaklah asing bagi kaum Muslimah. Fungsi dari aksesoris tersebut yaitu untuk menutup bagian dari aurat Wanita. 

Sebagaimana tercantum dalam Surah An-Nur ayat 31 dan umat Muslim ketahui bahwa perintah untuk menutup aurat adalah hukumnya wajib dan sejatinya berlaku kepada baik kepada kaum Pria maupun Wanita. 

Hanya saja kembali Penulis selalu ingatkan bahwa untuk kaum Pria memang diberikan keleluasaan terhadap aurat yang perlu ditutupi dibandingkan kaum Wanita dimana aurat hampir seluruh dari anggota tubuhnya terkecuali bagian wajah dan telapak tangan.

Berbicara soal menutup aurat atau berhijab bagi wanita Muslim, Penulis perhatikan memang bisa dikatakan menjadi suatu tantangan tersendiri. Acapkali mereka kaum Muslimah yang belum berkenan untuk menutup auratnya beralasan seperti ini, "yang penting hatinya berhijab".

Dalam penafsirannya mereka menganggap bahwa berprilaku dan memiliki hati yang baik lebih penting ketimbang menutup aurat. Nyatanya pemikiran tersebut secara jelas salah kaprah. 

Dikarenakan menutup aurat merupakan perintah yang turun langsung dari Allah dan sebagai umatNya maka wajib hukumnya (melaksanakannya). Dalam konteks ini maka prinsip menutup aurat itu ialah salah satu bentuk dari ketaatan sebagai manusia kepada perintah Allah. 

Hal ini serupa dengan kewajiban seorang Muslim dalam mentaati Rukun Islam. Dengan adanya "taat" maka lahirlah "keimanan", dengan adanya "iman" dalam pribadi manusia maka tercerminlah bagaimana "ahlaknya", begitulah prosedurnya. 

Sebagaimana seringkali Penulis katakan, "hidayah itu dicari, bukan ditunggu". Harus didasari niat dan usaha terlebih dahulu, memohon dan berusaha dekat kepada Allah agar diturunkan hidayah oleh Allah kepada diri pribadi.

Penulis mengibaratkan seperti halnya jika Anda beralasan memiliki mobil dan dapat mengemudikannya dengan baik. Akan tetapi sebagai pengemudi yang baik, Anda tahu dimana diwajibkan memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) sebagai syarat sah untuk dapat mengemudikan mobil. 

Maka dengan kondisi demikian, selihai apapun Anda mengemudikan mobil akan tetapi Anda tidak memiliki SIM maka Anda dinilai telah melanggar (tidak taat dengan) peraturan lalu lintas yang berlaku. 

Sampai disini masuk diakal bukan? Anda silahkan buat dan miliki SIM terlebih dahulu sesuai jenis kendaraan, barulah Anda diperbolehkan mengemudi kendaraan bermotor.

Begitupun dengan menutup aurat, sebaik apapun diri Anda apakah mereka kaum Pria maupun Wanita Muslim akan tetapi mereka masih mengumbar auratnya maka berarti menunjukkan bahwa Anda bukan umat yang taat kepadaNya.

Untuk sebagian orang mungkin saja menganggap menutup aurat ini suatu urusan yang sepele dan kenapa musti dipermasalahkan. Pada kenyataannya tidak,  konsekuensi dari atau bagi Anda (kaum Muslimah) mengumbar aurat sangatlah hebat dan besar.

Sebagai gambaran bagi kaum Muslimah yang tidak menutup aurat maka setiap kali ia memperlihatkan auratnya kepada bukan mahramnya atau mereka yang tidak berhak maka ia telah melakukan satu perbuatan dosa. 

Andaikan banyaknya dosa perbuatan bisa dihitung oleh manusia, tentu kita tidak bisa membayangkan berapa banyak dosa yang pribadi emban baik sengaja maupun tidak sengaja selama bertahun-tahun mengumbar aurat.

Ini juga menjadi catatan bagi kaum Muslimin, bagi Anda-anda khususnya para Pria yang kelak akan menjadi Suami, pemimpin, kepala Keluarga, Imam bagi keluarga prihal betapa pentingnya menjaga aurat bagi kaum Muslimah yang kelak akan menjadi Istri Anda maupun kepada (andai diberikan amanah) anak gadis Anda nantinya. Anda tentu akan bertanya-tanya, apa alasannya bukan?

Ingat baik-baik nasihat Penulis ini, "Istri bisa masuk surga tanpa Suami, tetapi Suami tidak dapat masuk surga tanpa Istrinya".

Dalam Islam, seorang Wanita dimana ia telah dewasa dan menikah kepada seorang Pria maka tanggungjawab yang awalnya dibebankan oleh kedua orangtuanya maka akan beralih kepada (tanggungjawab) Suaminya, tak terkecuali prihal amal perbuatannya (baik maupun buruk).

Dalam penafsirannya begini, setiap dosa perbuatan yang dilakukan Istri maka akan menjadi tanggungjawab Suami. Namun sebaliknya setiap dosa perbuatan Suami menjadi tanggungjawab pribadinya atau dengan kata lain Istri tidak menanggung beban dosa perbuatan dari sang Suami. 

Berbeda halnya dengan amal baik dimana simbiosis mutualisme berlaku, bagi Suami Istri yang memperbanyak amal kebaikan maka keduanya akan mendapatkan keberkahan berlimpah oleh Allah.

Merujuk materi menutup aurat maka jika seorang Istri tidak menutup aurat dan sang Suami berpaling atau acuh, niscaya Suami akan menemui jalan terjal apabila ia ingin meraih surganya Allah. Kelak ia (Suami) akan dimintai pertanggungjawabannya (di akhirat) oleh Allah mengapa ia sampai lalai menjaga Istrinya maupun anak gadisnya.

Secara nalar mungkin Anda bertanya-tanya kenapa bisa dikatakan lalai? Loh untuk kategori benda mati seperti uang saja Anda taruh di Bank biar aman. Anda beli makanan saja agar terjamin bersih sampai dibungkus atau diberikan tempat.

Lantas bagaimana dengan anggota keluarga Anda? Istri maupun anak gadis Anda bukankah mereka sangat berarti bagi hidup Anda melebihi segalanya di dunia ini?

Kembali prihal menutup aurat bagi kaum Muslimah, perlu Anda perhatikan bahwa menutup aurat pun ada rambu-rambu yang wajib dipenuhi. Menutup aurat itu tidak sekadar makna "tertutup", akan tetapi seperti apa menutup aurat sesuai Syariat Islam.

Menutup aurat bagi Wanita Muslimah itu bukan berarti mengekang kebebasan Wanita. Anda bisa amati dengan kepala mata sendiri pada hakikatnya kaum Muslimah yang menutup auratnya dapat leluasa menjalankan segala aktivitas mereka.

Menutup aurat bagi Wanita Muslimah itu tidak melunturkan kecantikan yang dimiliki kaum Wanita. Bisa Anda perhatikan dengan mata kepala sendiri bahwa kecantikan Wanita tidak dinilai dari cantiknya wajah maupun moleknya tubuh Wanita. Dengan kaum Muslimah menutup aurat toh kecantikannya tetap terpancar dalam ahlak diri mereka.

Lantas apa yang menghadang diri anda sebagai kaum Muslimah untuk tidak berhijab?

Semoga artikel singkat ini dapat bermanfaat dan sedikitnya dapat menjelaskan betapa pentingnya menutup aurat bagi kaum Muslimin dan Muslimah. Apabila Anda-anda berkeinginan mendalami ilmunya maka Penulis sarankan silahkan Anda tanyakan kepada mereka yang berilmu baik Ustadz maupun Ustadzah, para ulama. 

Dengan Anda tahu ilmunya maka insyaallah Anda dapatkan manfaatnya dan semoga dapat Anda amalkan. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun