Sampai disini masuk diakal bukan? Anda silahkan buat dan miliki SIM terlebih dahulu sesuai jenis kendaraan, barulah Anda diperbolehkan mengemudi kendaraan bermotor.
Begitupun dengan menutup aurat, sebaik apapun diri Anda apakah mereka kaum Pria maupun Wanita Muslim akan tetapi mereka masih mengumbar auratnya maka berarti menunjukkan bahwa Anda bukan umat yang taat kepadaNya.
Untuk sebagian orang mungkin saja menganggap menutup aurat ini suatu urusan yang sepele dan kenapa musti dipermasalahkan. Pada kenyataannya tidak, Â konsekuensi dari atau bagi Anda (kaum Muslimah) mengumbar aurat sangatlah hebat dan besar.
Sebagai gambaran bagi kaum Muslimah yang tidak menutup aurat maka setiap kali ia memperlihatkan auratnya kepada bukan mahramnya atau mereka yang tidak berhak maka ia telah melakukan satu perbuatan dosa.Â
Andaikan banyaknya dosa perbuatan bisa dihitung oleh manusia, tentu kita tidak bisa membayangkan berapa banyak dosa yang pribadi emban baik sengaja maupun tidak sengaja selama bertahun-tahun mengumbar aurat.
Ini juga menjadi catatan bagi kaum Muslimin, bagi Anda-anda khususnya para Pria yang kelak akan menjadi Suami, pemimpin, kepala Keluarga, Imam bagi keluarga prihal betapa pentingnya menjaga aurat bagi kaum Muslimah yang kelak akan menjadi Istri Anda maupun kepada (andai diberikan amanah) anak gadis Anda nantinya. Anda tentu akan bertanya-tanya, apa alasannya bukan?
Ingat baik-baik nasihat Penulis ini, "Istri bisa masuk surga tanpa Suami, tetapi Suami tidak dapat masuk surga tanpa Istrinya".
Dalam Islam, seorang Wanita dimana ia telah dewasa dan menikah kepada seorang Pria maka tanggungjawab yang awalnya dibebankan oleh kedua orangtuanya maka akan beralih kepada (tanggungjawab) Suaminya, tak terkecuali prihal amal perbuatannya (baik maupun buruk).
Dalam penafsirannya begini, setiap dosa perbuatan yang dilakukan Istri maka akan menjadi tanggungjawab Suami. Namun sebaliknya setiap dosa perbuatan Suami menjadi tanggungjawab pribadinya atau dengan kata lain Istri tidak menanggung beban dosa perbuatan dari sang Suami.Â
Berbeda halnya dengan amal baik dimana simbiosis mutualisme berlaku, bagi Suami Istri yang memperbanyak amal kebaikan maka keduanya akan mendapatkan keberkahan berlimpah oleh Allah.
Merujuk materi menutup aurat maka jika seorang Istri tidak menutup aurat dan sang Suami berpaling atau acuh, niscaya Suami akan menemui jalan terjal apabila ia ingin meraih surganya Allah. Kelak ia (Suami) akan dimintai pertanggungjawabannya (di akhirat) oleh Allah mengapa ia sampai lalai menjaga Istrinya maupun anak gadisnya.