Si Fulan berpikir apa artinya dinar yang ia berikan kepada si fakir? Si fakir mungkin saja terbantukan pada saat itu (saja), tetapi dikeesokan harinya si fakir akan terus mengemis dan kehidupannya takkan berubah.
Akan beda ceritanya apabila si Fulan memberikan si fakir itu pancing dan kail di mana si fakir dapat berusaha mencari ikan agar ia jual dan hasilnya guna membeli kebutuhan hidupnya.
"Kesusahan kok dipublikasi, kenapa tidak Anda sekalian buatkan selebaran saja atau buatkan iklan di televisi biar semua orang melihatnya. Zaman boleh berganti, tetapi caranya enggak begitu juga keles".
Di satu sisi Anda sebagai pribadi mungkin merasa apa yang anda lakukan benar (mempublikasi kesusahan orang) dan ada beberapa gambaran yang impact-nya benar-benar terjadi (viral dan mengundang simpati orang lain). Tetapi apakah Anda juga memikirkan apa yang ada di benak orang lain yang Anda katakan susah itu?Â
Karena bisa saja si A belum tentu berterima kasih atas publikasi yang anda lakukan. Mungkin saja ia malah-marah kepada Anda kalau tahu Anda mempublikasi tanpa seizinnya.
Mungkin juga ia akan marah karena sebenarnya ia masih mampu berusaha, justru postingan Anda malah mendiskreditkan dirinya seolah mengemis bantuan orang lain.Â
Dan segelintir hal dibelakangnya yang belum tentu anda ketahui semuanya, semisal apakah anda tahu di waktu tua dan renta nanti bahwa tanpa kesibukan itu hidup terasa sangatlah membosankan.
Jadi hakikatnya dalam menanggapi kesusahan orang lain kita harus berpikir layaknya memberi pancing dan kail. Kalau anda berpikir mempublikasi di medsos sebagai cara bagaimana anda memberi pancing dan kail, maka anda salah kaprah! Jika anda mau membantu orang yang dimaksud, lakukan dengan elok dan bijak bukan menyebarkannya tanpa jalan keluar atau sekadar solusi singkat.Â
Anda bisa turun langsung membantunya atau anda bisa mengontak pihak lain yang potensial membantu keinginan anda memberikan pertolongan maupun ikut peduli. Mari bijak dan pandai-pandailah dalam bermedsos. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H