Selain kondisi di atas, yang menjadi latar belakang masalah dalam proses pembelajaran di SMP Negeri 3 Nisam Antara Yaitu, guru sering menyampaikan materi pembelajaran dengan metode ceramah, strategi belajar yang digunakan guru masih monoton, model dan media pembelajaran guru kurang inovatif, guru kurang melibatkan peserta didik  untuk aktif dalam kegiatan  pembelajaran di kelas, guru kurang memanfaatkan teknologi dalam metode pembelajaran dan guru belum menggunakan media yang inovatif dalam proses pembelajaran khususnya TPACK.
Beberapa Tantangan yang dihadapi peserta didik dalam mencapai Tujuan di atas yaitu, Rendahnya minat baca peserta didik, rendahnya tingkat kemampuan berpikir kritis, Â kurangnya percaya diri, terbiasa menerima penjelasan dari guru, tingkat kemampuan belajar peserta didik yang berbeda-beda, dan ditambah lagi dengan Kurangnya motivasi dan dukungan dari keluarga dan lingkungan.
Bagi guru juga mengalami tantangan yaitu, Guru harus mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik melalui proses pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada peserta didik, Guru harus mampu menggunakan media pembelajaran yang lebih kontekstual dan menarik bagi peserta didik  sesuai dengan materi pembelajaran dan tentunya mengguankan TPACK, Pemilihan model dan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran, Guru harus mampu menciptakan suasana yang hangat dan menyenangkan dalam pembelajaran, Guru harus mampu membuat rumusan masalah yang bisa menarik perhatian Peserta didik  untuk berfikir kritis, Merancang LKPD yang membuat peserta didik menanalisis, mampu melaksanakan penilaian secara tepat, guru harus mampu melaksanakan tindak lanjut proses pembelajaran, dan tujuan pembelajaran harus tercapai. Dari point tersebut dapat disimpulkan bahwa penyebab mendasar rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA yaitu metode pembelajaran yang tidak bervariasi dan penggunaan media yang tidak inovatif dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran ini penting untuk dibagikan karena Dengan praktik pembelajaran yang telah dilakukan, penulis menemukan strategi dalam memecahkan permasalahan yang terjadi, sehingga diharapkan dapat menjadi contoh pembelajaran bagi guru-guru lain dengan permasalahan yang sama. Dengan terlaksananya praktik yang penulis lakukan, diharapkan dapat memberikan motivasi dan referensi  bagi rekan guru lainnya.
Peran dan tanggung jawab penulis sebagai guru dalam pembelajaran  dengan Melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dan inovatif dan Menyusun rancangan RPP menggunakan model pembelajaran yang inovatif yaitu Kooperatif Tipe Jigsaw yang dipadukan dengan pemberian nomor dikepala peserta didik dan menggunakan media pembelajaran audio visual berbasis Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK), LKPD serta evaluasi akhir pembelajaran yang dilengkapi dengan instrumen penilaian pengetahuan, sikap dan keterampilan. Selain menggunakan metode tanya jawab dan ceramah, penulis juga menggunakan metode diskusi dan presentasi untuk meningkatkan keterampilan dalam mengemukakan pendapat,  menyusun media ajar dan LKPD yang menarik sesuai materi dengan gambar-gambar yang bervariasi, Memberikan apresiasi berupa reward kepada Peserta didik  yang mampu berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Atas dasar hasil analisis dari nilai Ulangan harian dan evaluasi serta masalah pembelajaran inilah tulisan ini dikemas dalam bentuk laporan best practice untuk melihat implementasi pembelajaran dengan menerapkan model Kooperatif tipe jigsaw pada materi Sistem Ekskresi Manusia di kelas VIII SMP Negeri 3 Nisam Antara.
B. PEMBAHASAN
Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah di kelas VIII SMP Negeri 3 Nisam Antara adalah sebagai berikut: Sebelum dilaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw disusun beberapa instrumen berupa, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berdasarkan sintak-sintaknya, Lembar kegiatan peserta didik (LKPD), soal evaluasi akhir pembelajaran dan lembar evaluasi peserta didik. Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan keaktifan belajar dalam pembelajaran kooperatif  tipe Jigsaw dilakukan pembagian kelompok, dan pemberian  nomor dikepala peserta didik dengan jumlah peserta didik 24 orang yang akan dibagi ke dalam 4 kelompok, dalam satu kelompok beranggotakan 6 peserta didik. Pemberian nomor kepala ini bertujuan untuk memudahkan guru dan peserta didik dalam membentuk kelompok belajar. Pembentukan kelompok terjadi 3 kali yaitu, pembentukan kelompok asal, pembentukan kelompok ahli, dan kembali lagi ke kelompok asal. kemudian pemberian LKPD yang memuat soal-soal diskusi yang bertujuan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. LKPD tersebut diberikan setelah pembentukan kelompok asal, kemudian kelompok asal akan mendapatkan persoalan masing-masing untuk didiskusikan didalam kelompok ahli, selanjutnya kelompok asal akan berpisah dan bergabung bersama sesama kelompok ahli, nah didalam kelompok ahli, peserta didik akan berdiskusi untuk menyelesaikan persoalan yang ada di LKPDnya masing-masing dengan bantuan alat peraga dan materi di buku , jika telah selesai, maka kelompok ahli akan bergabung kembali ke kelompok asalnya dan akan menjelaskan persoalan yang telah disesaikan bersama kelompok ahli. Setelah diskusi kelompok asal selesai, maka selanjutnya kelompok asal akan mempresentasikan berdasarkan permasalahan masing-masing yang telah diselesaikan dalam diskusi kelompok ahli dengan menggunakan Alat peraga yang telah disiapkan oleh guru.
Dalam penerapan model pembelajaran di kelas, tentu setiap model memiliki kelebihan. Ada beberapa keuntungan model pembelajaran kooperatif: (1) Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan ketrampilan bertanya dan membahas suatu masalah, (2) Memberikan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu kasus atau masalah, (3) Mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajar ketrampilan berdiskusi, dan (4) Para siswa lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi, (5) Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan rasa saling menghargai dan menghormati pribadi teman.
Selama proses pembelajaran berlangsung, penulis mengevaluasi keaktifan peserta didik dalam menyelesaikan tugas dan juga tanggung jawabnya terhadap tugas yang diberikan, dan hasilnya sangat bagus karena terjadi peningkatan dari pembelajaran sebelumnya yang tanpa menggunakan model pembelajaran yang inovatif. Hal ini terbukti dengan  nilai yang diperoleh pada lembar penilain sikap dan ketrampilan yang rata-rata memperoleh nilai maksimal yaitu 3.33 sampai 4.00. Selain hasil observasi nilai sikap dan nilai ketrampilan, penulis juga menilai pengetahuan di akhir pembelajaran dengan memberikan soal uraian, dan nilai yang didapatkan pada penyelesaian soal uraian juga mengalami peningkatan yang signifikan dengan nilai rata-rata mencapai  75 hingga 85, ini membuktikan bahwa 80%  dari jumlah peserta didik  sudah mencapai KKM.
C. KESIMPULAN