Memang kejadian ini sangat langka, ada seorang  Bapak- bapak  yang begitu peduli terhadap pemusik-pemusik atau pengamen jalanan. Bagi pengamen jalanan, sosok Bapak ini sangat diperlukan, sebagai semangat untuk lebih menumbuhkan kreativitas musik di Malioboro menjadi lebih hidup lagi dan menggeliat.
Ternyata bapak tersebut bernama: Haji Darsan, 51 th, tinggal di Samarinda dan putri yang menyanyi adalah PUTRI-nya.
Malam pukul 23.00 WIB, Si Hong meninggalkan pelataran musik, sambil mencari toilet. Tidak jauh dari Pelataran ada toilet cukup bersih. Penjaga WC bernama, Pak Iskandar Kutai, 70 th, lahir di Samarinda. Sejak tahun 1983 dia bekerja di Diklat PU Yogyakarta. Dari keterangan Pak Iskandar didapat, bahwa di Samarinda orang untuk bernyanyi di panggung terbuka  sangat sulit. Beda dengan di Jogja, di setiap sudut orang bisa manggung bernyanyi.Â
Tidak hanya menjadi Kota Pelajar, Jogja juga dikenal sebagai Kota Wisata yang erat kaitannya dengan Kota Budaya dan Musik.
Jogja, ngangeni pollll...Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H