Mohon tunggu...
Saniah Jauhara
Saniah Jauhara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Sukabumi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Lebih Dekat Perkembangan Anak: Memahami Moral, Etika, Perkembangan Sensorik dan Kemampuan Adaptasi dalam Menghadapi Tantangan

22 Juli 2024   03:35 Diperbarui: 22 Juli 2024   04:38 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan moral dan etika dapat di kaitkan dengan aspek kognitif dan bahasa, karena keduanya melibatkan proses berfikir dan menilai dan bagaimana bahasa digunakan dalam interaksi sosial dan pengaruhnya terhadap orang lain. Sensorik termasuk ke dalam aspek fisik bagaimana tubuh menerima dan memproses informasi, khususnya dalam konteks motorik kemampuan untuk merasakan tekstur atau suhu. Sedangkan kemampuan adaptasi berkaitan dengan sosio-emosional, karena membantu anak untuk berinteraksi dengan orang lain serta menangani perubahan emosional atau tantangan.

Dengan memahami perkembangan anak, orang tua dan pendidik dapat memberikan dukungan dan bimbingan yang tepat kepada anak. Mereka dapat membantu anak mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya, serta mengatasi kesulitan dan hambatan yang dihadapi anak dalam proses perkembangannya. Dengan demikian, anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang cerdas, kreatif, dan berkepribadian.

Berikut penjelasan dari ke empat aspek moral, etika, sensorik dan kemampuan adaptasi:

1. Perkembangan Moral

Moral merupakan suatu tingkah laku yang sudah tertanam di dalam diri kita sedari kita kecil, moral merupakan suatu kebiasaan seseorang. Berbicara mengenai moral, kita sebagai manusia ternyata memiliki beberapa tahap perkembangan moral. Semakin umur kita bertambah perkembangan moral yang kita hadapi juga berbeda. Menurut seorang psikolog terkenal Jean Piaget, perkembangan moral terbagi menjadi dua tahap yaitu :

1. Tahap Moralitas Heteronom
Tahap ini dirasakan oleh anak-anak usia sekitar 4-7 tahun. Di tahap ini mereka akan berfikir bahwa suatu aturan itu tidak dapat diubah karena menurut mereka suatu hal yang dilakukan itu harus sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh orang dewasa. Jadi mereka berpikir tanpa mencari tahu mengapa hal itu terjadi. Sebagai contoh ada dua anak yang tidak sengaja memecahkan mangkuk. Anak A tidak sengaja memecahkan dua mangkuk ketika ia sedang berusaha membantu ibunya merapikan meja makan. Sedangkan anak B memecahkan satu mangkuk karena ia bermain lari-larian di area meja makan. Menurut anak yang berada di tahap moralitas heteronom anak A lebih salah karena jumlah mangkuk yang ia pecahkan lebih banyak. Karena menurut mereka aturan itu tidak dapat diubah. Jadi mereka berpikir tanpa mencari tahu mengapa hal itu terjadi.

2. Tahap Moralitas Otonom
Tahap ini dirasakan oleh anak-anak sekitar 8 tahun ke atas. Pada tahap ini anak mulai mengerti bahwa aturan itu dapat diubah sesuai dengan hal yang terjadi. Pada tahap ini anak mulai bisa menilai mana baik buruk dalam melalukan sebuah tindakan.
Selain Jean Piaget adapula para ahli lain yang mengemukakan tahapan perkembangan moral pada anak. Kohlberg mengungkapkan bahwa ada tiga tahap perkembangan moral pada anak yaitu :
1. Tahal Moralitas Prakonvensional (4-10 tahun)
Pada tahap ini terbagi lagi menjadi dua tahapan

a). Moralitas Heterogen
Anak mematuhi aturan karena berusaha terhindar dari sebuah hukuman. Anak pada tahap ini merasa bahwa benar atau salahnya suatu tindakan di cirikan melalui hukuman atau pujian. Contohnya yaitu anak berusia 4 tahun tidak mengambil es krim dari warung karena takut dimarahi oleh ibunya.

b). Individualisme dan hedoisme
Anak merasa bahwa harus ada rasa timbal balik terhadap apa yang telah ia lakukan. Sebagai contoh anak sudah merapikan mainannya yang berantakan karena ia tahu bahwa ibunya akan memberikannya hadiah coklat karena sudah merapikan mainannya.

2. Tahap Moralitas Konvensional (10-13 tahun)
a). Ekspetasi interpersonal
Anak pada tahap ini merasa ketika ia melakukan sesuatu itu ingin dilihat dan ingin mendapat kepercayaan dan perhatian dari orang lain. Contohnya anak membersihkan kelas yang telah digunakan karena ingin terlihat oleh guru dan temannya.
b). Moralitas dan norma sosial
Anak melakukan sebuah tindakan karena mengerti atau memahami aturan tersebut. Contohnya tidak mencontek ketika sedang melakukan ujian karena tahu hal tersebut tidak boleh dilakukan.

3. Tahap Pascakonvensional (13 tahun ke atas)
Orang yang sudah berada di tahap ini mengerti akan tindakan mana yang baik dan mana yang buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun