Apakah mereka tak menyadari bahwa, matematika dasar yang mereka pelajari di sekolah, dapat mempertajam logika mereka. Dengan pelajaran bahasa, mereka dapat berbicara dan menulis. Atau setidaknya tahu, bahwa berbicara dengan orang asing harus menggunakan bahasa yang berbeda.
Pendidikan itu bukan tentang mengubah kehidupan yang layak dimasa depan, karena pendidikan bukan jin dalam teko yang siap mengabulkan permintaan anda. Pendidikan tidak berfungsi sebagai tujuan, karena memang itu fakta adanya. Orang mungkin akan sukses dengan pendidikan yang baik, tapi siapa yang bisa memastikan nasib setiap orang dimasa depan, jika ia memiliki pendidikan yang baik juga.
Pendidikan yang sebenarnya adalah untuk menciptakan alat-alat dalam kepala kita. Alat untuk mengidentifikasi huruf, menghitung angka, menganalisis soal-soal, serta menanamkan nilai-nilai moral. Setiap hari seperti itu sehingga otak menjadi terbiasa. Ketika menjadi terbiasa, secara tak langsung pemikirannya mulai berkembang. Logikanya mulai terlatih dan mampu memilah-milah yang salah, benar, atau paling tidak apa yang baik bagi dirinya.
Setidaknya ada harapan dalam pendidikan kita. Bahwa ada bagian penting dalam pendidikan, yang harus kita pertahankan. Bahwa pikiran-pikiran yang menganggap remeh pendidikan, bisa tersadarkan. Dan tidak selalu menyalakan sistem pendidikan kita sebagai kambing hitam permasalahan di negara kita ini.
Pendidikan itu seperti jembatan, bukan sebagai jawaban untuk kehidupan yang layak dimasa depan. Pendidikan siap menjadi jembatan bagi siapa saja yang ingin melaluinya. Dan pada saat yang sama ia juga siap untuk, dilalui kembali pulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H