Mohon tunggu...
Macg Prastio
Macg Prastio Mohon Tunggu... Buruh - Blogger

Rakyat Konoha

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Sejauh Mata Memandang El Nino di NTT

10 November 2023   17:36 Diperbarui: 11 November 2023   02:01 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daun umbi-umbian yang kering (Doc. Pribadi)

Selain faktor cuaca panas ada juga faktor penyakit pada pohon pisang yang sampai saat ini belum ditemukan penangkalnya, terkecuali ditebas habis dan dibiarkan untuk tumbuh baru. Persoalannya pakan utama ternak menjadi terganggu, dan masyarakat diberikan bantuan beras pengganti batang pisang yang ditebas, yang istilah dalam pepatahnya, sudah jatuh tertimpa tangga pula.

Efek El Nino inilah yang menyebabkan kerugian baik secara ekonomi maupun pada kebutuhan sehari-hari. Uwi ejo (umbi-umbian) menjadi kering di antara tiang-tiang penyangganya. Sementara pisang banyak yang kering dan mati, umbi-umbian pun kering, dan masyarakat kebingungan untuk memulai menanam jagung. Ditambah beras mahal yang semakin membuat masyarakat terjerat dalam kesulitan.

Jeriken diisi air yang digali di pasir pantai (Doc. Pribadi)
Jeriken diisi air yang digali di pasir pantai (Doc. Pribadi)

Sementara efek El Nino juga menyebabkan sumur-sumur menjadi kering. Masyarakat juga sulit mendapatkan air bersih, dan menuntut masyarakat untuk beradaptasi. 

Di daerah pesisir pantai misalnya, ketika tahu sumur mereka kering. Mereka akan memanfaatkan pasir pantai yang membentang.

Mereka akan berusaha mencari alternatif sumber air lainya, dengan cara menggali pasir pantai ketika surut. Digali tidak menggunakan alat, dalamnya hanya setengah tangan orang dewasa. 

Mereka akan membiarkannya mengalir ke dalam kolam pasir, lalu menciduknya dengan gayung ke dalam ember untuk mencuci dan ke dalam jeriken untuk air minum.

Sumur yang kering (Doc. Pribadi)
Sumur yang kering (Doc. Pribadi)

Dampak langsungnya dari perekonomian adalah naiknya harga-harga pangan tadi, seperti pisang, umbi-umbian, sayur-sayuran dan jagung. 

Di pasar, semua bahan makanan itu entah datangnya dari mana, namun tetap tersedia. Tetapi jumlahnya juga terbatas, bahan-bahan kemudian menjadi naik yang disebabkan oleh kelangkaan.

Pada akhirnya efek El Nino atau kekeringan ekstrem adalah respons alam terhadap manusia. Karena manusia terus-menerus merusak alam hanya untuk memuaskan nafsu materialistik. Sehingga dari perusakan itu warga kecil menjadi korbannya. 

Atau efek El Nino hanyalah sebuah pergerakan alam yang hanya mengikuti kehendaknya, ataukah memang Dewa Zeta (Tuhan) dan Nitu Zale (para leluhur) menghukum manusia karena terus melanggar nilai-nilai moral.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun