“Usiaku, sudah cukup untuk menikah. Maukah kamu menikah denganku? Akhirnya kata itu terlontar dari mulut Yazid, membuat hatinya terasa lega telah mengeluarkan sesuatu yang mengganjal dihatinya.
Keyla menarik nafas panjang, melenguh lembut kemudian menjawab “Sebelum aku jawab pertanyaan itu Yazid. Bolehkah aku menceritakan sesuatu, hal yang tidak pernah aku ungkapkan kepadamu, juga teman-teman yang lain.”
“Apa itu Keyla?” Dahi Yazid berkerut, wajahnya terlihat kebingungan.
Lalu Keyla mengeluarkan dompet dari dalam tasnya, tas kulit bermerk ternama. Diambilnya selembar photo, photo seorang laki-laki tampan berwajah khas Pria Asia tenggara, kulitnya putih mulus, dengan jambang yang panjang, bersama seorang anak perempuan yang usianya berkisar antara 8 sampai 9 tahun.
“Oh… Tuhan… maafkan aku, rupanya dia sudah berkeluarga.” Pekik lirih Yazid didalam hati
“Anak perempuan ini anakku!” Keyla coba memberi penjelasan
“Ohh… aku sudah duga saat kamu menunjukan photo itu tadi. Maafkan aku, sungguh aku tidak tahu kamu sudah berkeluarga.” Dengan hati hancur Yazid menyampaikan permohonan maafnya, ternyata perempuan yang telah membuatnya jatuh hati itu sudah berkelurga.
“Dengarkan aku dulu Yazid… Betul aku sudah berkeluarga, tapi aku sudah bercerai!”
Arghhh…. Hati Yazid seolah berteriak “Horeeee…”, berbunga-bunga sekali, sepertinya masih ada peluang.
“Oh gitu… maaf, aku salah duga. Lalu Pria itu mantan suamimu? Tampan ya!” Wajah Yazid kembali sumringah.
“Bukan… Dia bukan Suamiku…”
“Hah… Lalu? Pacarmukah?” Kali ini Keyla berhasil mengaduk-aduk perasaan Yazid
“Tidak juga”