Namun nilaipun rusak dengan komunitas homogen itu. Para yang 'buruk tingkahnya' membangun komunitas dan mewajarkan perbuatan mereka. Bahkan akhir akhir ini komunitas sampah sampah ini malah menjadikannya kebanggaan.
"Oh nggak papa, ya udah saya ngaku kotor. Tapi yang penting saya nggak munafik. Saya jujur". Ucap mereka. Mereka berlindung di balik jujur dan apa adanya. Sifat yang baik memang. Tapi jujur akan keburukan yang ujungnya jadi media promisi pada sifat buruknya, masihkan menjadi baik???
Maka dapatlah kita lihat fenomena ini, menjadikan video-video kejujuran dan kebanggaan akan dosa menjadi primadona dengan jutaan view. Dengan ribuan komentar mendewakan kejujurannya. Menjadikan sang pendosa bertambah bangga dan ingin tampil lagi dan lagi. Dengan kisahnya yang menarik itu. Yang katanya tidak 'munafik' itu.
Pendosa memang tidak boleh dihakimi. Bahkan menamainya sebagai pendosa yang memang berdosa juga termasuk dosa. Maka haruslah mengkasihani. Memandangnya sebagai orang yang perlu ditolong.
Namun pendosa yang berbangga itu perlu penanganan cepat. Bukan karena kita membencinya. tapi ketidaksadarannya akan hal itu bisa juga membelenggu orang lain untuk terbelenggu bersamanya. Bersama di jurang yang sama. Dan akan lebih merepotkan bila mereka bersama disana, Saling menguatkan saling menyamankan yang pada akhirnya membuat jurang itu sebagai rumah yang ingin pula menjerat orang diatasnya.
Inilah dunia medsos kita sekarang. Dibalik kemegahannya ada keruntuhan nilai dan norma kebenaran. Â Energi pengikatnyaa juga digerus. Mungkin ini artinya kenapa nabi sempat mendawuhkan
Semua pendosa akan termaafkan. Kecuali orang orang yang melihat2kan dosanya.
Mungkin.