Mohon tunggu...
Sang Santri
Sang Santri Mohon Tunggu... Guru - Santri suka menulis

Menulis sebagai hobi, bermanfaat sebagai harapan, sekses semoga terwujud

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Calon Pendidik Bahasa arab Jangan Banting stir

16 November 2018   06:45 Diperbarui: 16 November 2018   06:53 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kejadian ini mirip dengan apa yang di dawuhkan oleh rosul.  Apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya. Selain itu, juga ada ancaman tersendiri bagi orang-orang yang memaksakan diri untuk menempati sesuatu tempat padahal dia bukan ahlinya pada bidang itu. Hal ini ditunjukkan pada rangkaian kisah isro' mi-roj nabi. Sialahkan dibuka kisah isro' mi'roj.

Buruknya nama, kebohongan, kedholiman tentu bukan perkara yang bisa di anggap sepele. Bahkan jika dimasukkan pada agama islam itu sendiri maka bisa jadi hal ini masuk pada kategori haram. Jikalau tak mau mengalami konsekwensi tersebut maka pilihannya hanya ada dua,  Tinggalkan gelar atau jadilah guru bahasa arab yang pantas dan baik. Dan tentu pilihan terbaik adalah yang kedua mengingat seberapa besar waktu yang sudah kita korbankan dan biaya yang tidak sedikit akan sangat sayang jika tidak mendapat APA-APA.

Sebenarnya Kesulitan -kesulitan yang terjadi didalam pembelajaran bahasa arab dikampus ini memang beralasan. Kampus sekelas uin saja menurut saya belum bisa menciptakan sarana yang bisa membuat murid menjadi ahli dalam bahasa arab. Biah lugowiyyah yang menjadi bagian penting dalam pembelajaran bahasa hanya terkusus ditempat-tempat tertentu seperti alkindy(organisasi pengembangan bahasa) dan kelas icp(kelas internasional). Hal inilah yang kemudian menjadikan mahasiswa tidak berkembang dan kesulitan. Yang bisa duduk nyaman hanya mereka yang sudah memiliki bekal dulu dari pesantren-pesantren mereka.  

Namun, sebetapapun sulitnya yakinilah segalanya pasti ada jalan. Tidak ada yang tidak mungkin. Selama usaha terus dilakukan segalanya bisa dilakukan.

Hal ini terbukti oleh cerita masyhur ibnu hajar yang awalnya putus asa namun setelah melihat cekungan batu yang terkena air beliaupun sadar ada masanya usaha itu akan membuahkan hasil (saya tidak menceritakan detail karena saya yakin kalian sudah tahu). 

Pada akhirnya, ibnu hajar yang awalnya tak percaya akan kemampuannya, sekarang telah dikenal sebagai salah satu imam besar ilmu hadist dan ilmu ilmu lainnya. Andaikan  benar terjadi beliau putus asa dan pulang. Maka tidak akan kita bisa temui karya-karya beliau yang luar biasa.

Dari cerita tersebut bisa kita simpulkan bahwa banting stir atau putus asa bukan lah solusi. Yang menjadi solusi sebenarnya adalah terus berjuang. Dengan selalu berpikir cara-cara baru dan kreatif agar tenaga yang kita keluarkan bisa menghasilkan hasil yang maksimal. Ingat, semua orang bisa sampai ke roma dengan caranya sendiri-sendri. Dan jika itu berhasil, hal itu dapat menjadi modal yang besar sebagai guru. Karena ketika kita bisa memintarkan diri maka keungkinan besar kita juga bisa memintarkan orang lain. Jadi kira-kira masih ingin banting setirkah anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun