Mas Bejo aku tak ingin heran kenapa mas Nugroho bisa begitu, kalo memang bener begitu
Kenapa orang sekelas Boni juga bisa begitu sehingga anak anak NU yang ngaji di dusun dusun merasa terusik.
Aku sebenarnya selalu gagap nulis, bahkan setelah sekian lama sepotong kalimat di Pulau ituÂ
menjelma menjadi gelombang manusia
Berderak derak dari penjuru negeri
Orang orang saling waspada
kau, dia, mereka itu temanku atau bukan
Saudaraku, tetanggaku atau bukanÂ
Apalagi memang telah lama kita sudah terbiasa lampiaskan
caci maki dan sumpah serapah bahkan untuk hal yg sepele
Para aparat negara dan orang orang yang dipemimpinkanÂ
Sibuk tak alang kepalang tapi tak memutuskan apa apa
Orang orang lemah itu diam
Para sesepuh di dusun dusun itu diam
Bukan karena mereka tak menyesali kenyataanÂ
Tapi menjaga agar sepotong kalimat itu tak menjadi amuk
Yang mereka tahu ini semua baru tsunami kecil
Mereka bisa merasakan kenapa orang orang pinterÂ
orang orang cerdik pandai itu mudah kepleset pleset
Siapa yang memelesetkan mereka
Kalo huruf .... kata .... kalimat bisa mempermalukan diriÂ
Kalo kehebatan dan sepenggal ucapannya bisa membunuh martabat
 Itu hanya mungkin terjadi ketika tanpa kita sadari kita sudah sekian lama melampaui batas
sudah sekian lama kelewatan
Rasanya taklah mungkin sepotong kalimat itu menjadi tsunami
Tsunami hanya mungkin kalau dipicu oleh gempa tektonik
Gempa itu hanya berangkat dari ketidak seimbangan geologis
Ketidak seimbangan itu tak akan bisa terbendung
Tak akan bisa terbendung lagi
Tak akan bisa
Tak akan bisa
Tidak oleh konstitusi, undang undang, sistem ekonomi dan demokrasi kita ini
Tidak juga oleh para yang kita pemimpinkan
Biarpun tak akan terbendung lagi
Jangan ucapkan akan ada tsunami yang lebih besar
Karena itu bisa dikatakan makar
Salam ... Salam ... Salam ... Semoga selamat dan damai bagi kita semua
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H