"Ya udah mas, besok-besok kita makan bareng di rumah aja yah. Kan aku masak," kata Ayana.
Selang beberapa hari Ayana yang menggendong bayinya yang baru berusia 1 tahun, tiba-tiba saja dipanggil Abas mertuanya.
"Yana...kemari," kata Abas. Ayana pun menuruti langsung datang mendekat. " Ada apa? Pak," tanya Ayana.
"Hmmm...kamu sudah selesai beres-beres rumah? Duduk," katanya.
Di tempat itu, ada anak-anak nya yang berkumpul juga ada Ati tetangganya yang ambil kuli setrika di tempat mertua Ayana.
Saat Ayana mendekat, Tak seorang pun berbicara. Semua terdiam, seolah kehadiran Ayana memang ditunggu untuk dsaksikan saat dimarahi bapak mertuanya.
"Kamu itu bagaimana? Kalau kamu itu istriku, aku pecahkan semua piring-piring. Bahkan kepala mu aku injak. Kalau aku jadi suamimu. Kalau kamu gak mau bersih-bersih atau bairin piring kotor numpuk dua hari," katanya kasar.
Ayana tak membalas ucapannya. Ayana hanya berlari pulang tanpa sepatah kata.
"Ya Allah, kenapa Bapak mertuaku tega memarahiku di depan semua anak dan menantunya. Bahkan di depan orang lain ," gumamnya.
Ayana yang kecewa dengan perkataan mertuanya hanya bisa bersedih, menangis. Tak lama, Ari suami Ayana datang. Dia bertanya kepada Ayana, kenapa wajahnya begitu merah, matanya sembab penuh sedih.Â
Ayana pun menceritakan apa yang baru saja dialaminya. "Bapak baru saja memarahiku. Dia bilang aku tak pernah bersih-bersih. Aku tak pernah cuci piring dan pakaian mu," katanya.