Saya mengerenyit, mengerutkan dahi waktu mendengar perkataan Fandi.
Kok bisa dia berpikiran sempit seperti itu!
Apakah mobil melambangkan simbol kemakmuran?
Padahal mobil yang dipunyai masih dalam proses kredit kepemilikan!
Saya melihat para orang sukses nan kaya tidak mementingkan soal ada mobil atau tidak.
Mereka lebih memikirkan bagaimana aset produktif mereka semakin bertambah dengan membuka bisnis baru, membangun rumah kos-kosan, membeli sarang burung walet, atau berinvestasi bareng teman di bidang bisnis kuliner atau yang sejenis.
Dan yang terlebih penting, bermanfaat bagi orang lain juga.
Mobil, meskipun sudah butut, kalau masih berfungsi dengan baik, bagi mereka sudah cukup.
Bukan mobil yang membuat kita bergengsi, namun yang membuat kita bergengsi adalah aset yang kita punyai, sehingga kita bisa bebas waktu dan bebas finansial.
Begitu kalimat dari salah seorang pengusaha yang saya kenal di Samarinda.
Secara finansial, dia mempunyai ragam usaha, mulai dari bisnis kuliner (kafe, bakery), event organizer, mini market, toko sepatu, sehingga dia bisa mendapatkan banyak penghasilan dari berbagai sumber.