Kalau saja saya bisa memutar kembali waktu, saya tidak akan membiarkan kakak perempuan saya untuk menikah dengan pria yang bernama Doni ini.
Selain karena tidak sepadan, juga dia sudah 'menipu' kakak saya dengan cinta palsu yang sebenarnya dia berikan supaya hidupnya bisa berkecukupan, malahan mungkin bisa berlimpah.
Apabila ada para wanita yang membaca artikel ini, kiranya sedikit pengisahan saya di sini bisa menjadi pencerahan dan masukan bagi Anda semua sebelum memutuskan untuk menikah dengan pria yang pola pikirnya sempit dan tidak punya apa-apa, dalam hal ini tidak ada rencana untuk maju, dan menikah dengan Anda karena Anda mempunyai kedudukan didalam pekerjaan dan harta yang lumayan banyak.
Pertama kali, di waktu Doni datang ke rumah, dan menjemput Linda, kakak perempuan saya, respek saya sudah tidak ada pada si Doni.
Kenapa?
Ada dua sebab.
Pertama, dia tidak masuk ke rumah, tapi menunggu di sepeda motornya di depan rumah. Boro-boro beramah tamah dengan adik-adik sang kekasih, tersenyum saja tidak.
"Kita buru-buru," begitu kata Linda.
Bagi saya, toh itu malam minggu. Buru-buru mau kemana? Apa beramah tamah dengan calon saudara ipar tidak lebih penting daripada menghabiskan malam minggu berdua dengan kekasih?
Sebab kedua, dia tidak punya pekerjaan, masih mahasiswa fakultas hukum semester akhir, dan hanya punya sepeda motor butut.
Bagi saya pribadi, dia sangatlah pintar dan licik.