“Kenapa sih dia tidak selesaikan (kuliahnya)?”
“Kenapa sih dia memutuskan berhenti dari pekerjaannya? Apa dia sudah gila?”
“Kenapa sih dia selalu tidak tuntas dalam mengerjakan sesuatu?”
“Kenapa sih dia lambat memutuskan (untuk menikah)? Apa sih yang dipikirkan lagi?”
Marilah kita bahas satu per satu.
Pertama, “Kenapa sih dia tidak selesaikan (kuliahnya)?”
Saya tidak selesai kuliah di Universitas yang pertama, karena masalah keluarga. Tak perlu membeberkan masalah itu, karena keluarga yang dikaitkan dalam hal ini.
Saya tidak menyalahkan keluarga saya. Saya hanya menyalahkan diri saya sendiri, kenapa dulu, di awal semester satu, saya tidak mengambil keputusan berani untuk stop saja dan bekerja, karena kuliah bagi saya sangatlah membosankan.
Dosen tidak bergairah dalam mengajar. Sepuluh dosen yang ada, paling hanya satu atau dua yang bagus dan berdedikasi dalam mengajar (Dalam hal ini, saya tidak menggeneralisir semua dosen di Indonesia seperti itu. Ini dosen-dosen yang kebetulan seperti itu dan ada di prodi di fakultas di universitas pertama tempat saya menimba ilmu dulu :) )
Tapi memang saat itu, saya masih belum dewasa.
OD, Out Dewe, itulah yang saya pilih.