Mohon tunggu...
Sasono Arisandi
Sasono Arisandi Mohon Tunggu... -

Assalamualaikum WR.WB.\r\nAku tidak bermaksud untuk membenarkan pendapatku dan menyalahkan pendapat kalian.\r\nAku hanya ingin menjalankan tugasku sebagai muslim, yaitu menyebarkan pesan Rasulullah SAW, dan memberi peringatan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ramadhan: Obat Kuat Perekonomian Bangsa

23 September 2011   15:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:41 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

As-salamu'alaikum teman-teman yang bercahaya hatinya, ini adalah salah satu karya di lomba Teman Hatta Rajasa. Sebuah lomba yang sangat menarik dan sayang untuk dilewatkan, salah satu hadiahnya adalah Ipad2, DSLR, dll.

Dan ini adalah karyaku, aku mohon bantuannya yaa, dengan cara:

1. klik link di bawah ini,

2. lalu liat di sisi kiri ada tombol "LIKE', nahh itu di pencet,

3. lalu di comment.

That's it. Sangat sederhana, hanya 1 menit kurang, tp gede banget manfaatnya buatku hehehe. Tolong banget yaaaaa. Terima kasihhh.

http://temanhattarajasa.com/ramadhan-obat-kuat-perekonomian-bangsa.html

Ramadhan: Obat Kuat Perekonomian Bangsa

Masih belum hilang dari ingatan, ketika saya masih SD ada satu agenda wajib untuk menyambut lebaran. Sebagai anak yang percaya pada kekuatan mimpi, dalam rentang seminggu sebelum lebaran saya sudah mencatat dreamlist yang akan saya beli menggunakan THR saya nanti. Namanya juga anak SD, isi dreamlistnya tidak jauh-jauh dari Playstation, Playbook, dan Playboy (maksudnya gameboy).

Waktu silih berganti. Bulan berganti bulan, tahun terus berjalan, iklan produk pemutih terus berganti tanpa ada satupun yang bisa membuat saya lebih putih satu tingkat pun. Sudah takdir sepertinya.

Anak SD ini telah menjadi mahasiswa yang berwibawa namun tetap percaya akan kekuatan mimpi. Tetap rajin membuat dreamlist dan fokus mewujudkannya. Hanya saja dreamlistnya tentu mengalami pendewasaan, dreamlistnya sekarang berisi: Menaik hajikan orang tua, membuat panti asuhan untuk 100.000 anak yatim, dll :p

Mahasiswa yang berwibawa ini pun berani menolak THR dengan berkata:
“Gausah om, aku sekarang udah punya bisnis kok. Buat modal nikah juga cukup.”

Namun, wibawa mahasiswa ini seketika hancur hanya dengan perkataan omnya:
“Yahhh tetep aja kamu kan belum kerja.”

Okee, memang malu sih tetapi apa boleh buat. THR sudah di tangan. Masa aku mau bilang, “Aku tak butuh uangmu. Nikahi saja aku!” Kan rezeki itu tidak boleh ditolak. Dan memang inilah salah satu berkah ramadhan yang paling ditunggu. Ramadhan yang datang tidak hanya membawa berkah spiritual, ia juga membawa berkah ekonomi. Ramadhan dapat disebut sebagai obat kuat perekonomian pemberian Tuhan. Obat kuat ini memiliki kandungan yang sangat luar biasa, antara lain:

Meningkatnya aktivitas transaksi
Fenomena menggeliatnya roda perekonomian bangsa ini dapat kita lihat dari mall yang beramai-ramai memasang spanduk bertuliskan “Berkah Ramadhan”. Walaupun saya bingung sebenarnya ini berkah untuk Mallnya atau konsumennya. Baiklah, kita anggap saja ini sebuah simbiosis mutualisme. Konsumen bisa terakomodasi berbagai kebutuhannya dengan diskon besar-besaran. Dan mall mendapatkan berkah dengan naiknya omzet hingga sebesar 300%.

Tetapi, disinilah konflik bathin itu terjadi. Anda sebagai konsumen dihadapkan pada dua pilihan, dua buah produk yang hampir sama dari dua tempat yang jelas berbeda. Diskon dan bonus yang abstrak atau nyata. Masjid atau mall. Masjid menawarkan diskon pengurang dosa dan bonus pahala yang berlipat ganda yang jika dikuantitaskan akan mencapai ratusan kali lipat namun tak terlihat. Dan di sudut dunia, ada Mall yang juga menawarkan diskon pengurang harga dan bonus yang sebenarnya semu tetapi begitu nyata karena langsung terasa.

Jengjengjeng, saya rasa saya tak perlu menjawabnya. Lapangnya kekosongan masjid telah dengan jelas menjawab. Fenomena jamaah mundur teratur lalu kabur memang sudah menjadi tradisi setiap tahun. Kemenangan budaya konsumerisme di bulan puasa merupakan indikasi kemenangan budaya pasar. (Kuntowijoyo; 2003) Budaya pasar telah mencipta ruang ekonomi yang begitu lebar. Kesenjangan ruang agama dan pasar menjadi sangat kentara. Masyarakat Muslim pun menjadi sasaran gempuran kapitalisme tanpa memperhatikan nilai agama. Agama menjadi lahan empuk pebisnis untuk semakin mencengkram dengan budaya konsumerisme-nya.

Oleh karena itu, saya punya solusi untuk permasalahan ini. Solusi yang sangat simple, mudah tetapi sangat berguna. Langkah-langkahnya adalah tulis segala kebutuhan Anda yang ingin dibeli, cari orang Non-Islam kemudian suruh mereka yang beli, dan Anda khusyuk beribadah di masjid.

Sounds fair? Anda bisa mendapatkan diskon pengurang dosa dan bonus pahala yang beratus-ratus kali lipat di akhirat. Juga, bisa mendapatkan diskon dan bonus di dunia yang sayang juga untuk dilewatkan. Bahkan solusi ini bisa membuka lapangan kerja baru dan memperkuat toleransi antar umat beragama. Itulah fungsinya pluralitas, kawan!

Tetapi permasalahan baru akan timbul jika uang-uang dari masyarakat ini hanya berputar saja di konglomerat-konglomerat itu. Ilustrasi gampangnya, pasti sering melihat kan ibu-ibu berdaster rebutan barang diskon di Mall? Tapi sering melihat pemilik Mall beli lemper di emperan?

Sedekah
Itulah kuncinya kenapa di bulan ini shadaqah diberikan ganjaran berkali-kali lipat. Islam sangat mendorong perputaran uang yang cepat dari satu tangan ke tangan lainnya. Sesuai dengan Ayat Al-Quran 59:7 “….agar harta itu jangan hanya beredar diantara orang-orang kaya diantara kamu…”. Juga karena pada bulan tersebut manusia terdesak dengan kebutuhan pokoknya sementara kesibukan kerja mereka tersita dengan ibadah shaum dan shalat tarawih. Sehingga jika orang kaya berbagi kepada saudara muslimnya yang kurang mampu, ia telah meringankan beban orang lain dan mempermudah urusannya. Dan Allah senantiasa menolong hamba, selama dia gemar menolong sesamanya.

Aku memiliki pengalaman selaku panitia Ramadhan Di Kampus UGM tempo hari. Dana yang dibutuhkan untuk acara ini hingga Rp300 juta. Namun, hingga hari H belum ada perusahaan yang memberikan sponsor fresh money. Keajaiban datang, sedekah terus berdatangan dari individu-individu utusan Allah. Ketua Yayasan Masjid Kampus memang mengakui ketika Ramadhan shadaqah di Masjid Kampus meningkat tinggi dari hari biasa. Walaupun, sebenarnya masih kalah dengan ketika pekan ujian. Tetapi, dengan Ramadhan ini manfaat shadaqah bisa sangat optimal. Tentu saja karena bulan ini adalah bulan berkah yangmana kebaikan dibalas berlipat ganda. Mungkin juga, shadaqah ke RDK ini bisa banyak juga karena faktor ketampanan koor Acaranya *Teriakan tidak ikhlas tetangga menggema, pot bunga beterbangan*.

Mudik
Selain itu ada stimulus ekonomi yang sangat berpengaruh. “Anda bayangkan saat lebaran ada dana Rp61 triliun bergerak di daerah. Ini satu hal positif,” ungkap Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa. Bayangkan Rp61 triliun! Jumlah yang cukup untuk membuat Syahrini yang biasanya cuma berkata “Alhamdulillah yaa” menjadi “ALHAMDULILLAH YAAAAAAAAAAAAAAAAAAA” kalau uang segitu dikasih ke dia. Bahkan, Gayus Tambunan pun harus melakukan reinkarnasi sebanyak 586,5 kali kehidupan (semoga tidak kecemplung didunia binatang) untuk mengumpulkan uang sebanyak itu. (Dengan asumsi harta gayus 104 milyar saat ini, maka dibutuhkan urunan dari 586,5 Gayus).

Uang ini tentu saja dapat digunakan untuk menstimulasi perekonomian daerah. Terlebih lagi, jika uang-uang ini tidak menguap kembali menjadi barang konsumsi. Melainkan, dijadikan penggerak program-program jangka panjang yang menjamin kesejahteraan warga.
Untuk fenomena mudik ini memang banyak orang yang bilang bahwa fenomena ini adalah sesuatu yang abnormal. Tetapi, saya yakin orang yang bilang jika mudik itu abnormal karena yang mereka tahu mudik hanya dilakukan oleh orang Indonesia saja. Orang kulit berwarna. Tapi, coba ketika mereka melihat fenomena yang sama di Amerika Serikat, Eropa dan lainnya pas saat natal. Mereka juga mudik. Hanya satu yang membedakan, yaitu di sana tidak ada yang mudik naik motor. Bayangkan saja, natal tanggal 25 desember. Berarti kira-kira puncak arus mudik adalah tanggal 23 Desember. Nahh, pada saat ini juga lah puncaknya musim dingin. Silahkan mengkerut yaa, kawan!

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Dengan berbagai anugerah yang melimpah rasanya bukan sesuatu yang aneh untuk mengakui bahwa Ramadhan benar-benar bulan penuh berkah. Baik itu berkah spiritual maupun ekonomi. Tentu masih banyak lagi berkah dari segi ekonomi yang ada. Namun, keterbatasan alam fikirku hanya mampu menangkap sekelumit dari sekian banyak berkah yang menjadi tanda bagi orang-orang yang mau berfikir. Keterbatasan media yang mampu memuat secuil dari segala kebesaran Ilahi bagi hamba-Nya yang pandai bersyukur.

Saya mohon maaf atas segala kesalahan. Bila ada yang benar itu semata-mata karena Allah. Bila ada yang salah itu semua karena saya dan juga kontribusi setan-setan yang ada di sekitar saya. Lebihnya mohon dikurang sendiri, kurangnya mohon ditambahkan sendiri. Selamat Hari Raya Idul Fitri. Taqabbalallahu minna waminkum. Minal Aidin Wal Faidzin.

*Sandiaga Unyu*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun