Mohon tunggu...
Sasono Arisandi
Sasono Arisandi Mohon Tunggu... -

Assalamualaikum WR.WB.\r\nAku tidak bermaksud untuk membenarkan pendapatku dan menyalahkan pendapat kalian.\r\nAku hanya ingin menjalankan tugasku sebagai muslim, yaitu menyebarkan pesan Rasulullah SAW, dan memberi peringatan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ramadhan: Obat Kuat Perekonomian Bangsa

23 September 2011   15:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:41 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa yang berwibawa ini pun berani menolak THR dengan berkata:
“Gausah om, aku sekarang udah punya bisnis kok. Buat modal nikah juga cukup.”

Namun, wibawa mahasiswa ini seketika hancur hanya dengan perkataan omnya:
“Yahhh tetep aja kamu kan belum kerja.”

Okee, memang malu sih tetapi apa boleh buat. THR sudah di tangan. Masa aku mau bilang, “Aku tak butuh uangmu. Nikahi saja aku!” Kan rezeki itu tidak boleh ditolak. Dan memang inilah salah satu berkah ramadhan yang paling ditunggu. Ramadhan yang datang tidak hanya membawa berkah spiritual, ia juga membawa berkah ekonomi. Ramadhan dapat disebut sebagai obat kuat perekonomian pemberian Tuhan. Obat kuat ini memiliki kandungan yang sangat luar biasa, antara lain:

Meningkatnya aktivitas transaksi
Fenomena menggeliatnya roda perekonomian bangsa ini dapat kita lihat dari mall yang beramai-ramai memasang spanduk bertuliskan “Berkah Ramadhan”. Walaupun saya bingung sebenarnya ini berkah untuk Mallnya atau konsumennya. Baiklah, kita anggap saja ini sebuah simbiosis mutualisme. Konsumen bisa terakomodasi berbagai kebutuhannya dengan diskon besar-besaran. Dan mall mendapatkan berkah dengan naiknya omzet hingga sebesar 300%.

Tetapi, disinilah konflik bathin itu terjadi. Anda sebagai konsumen dihadapkan pada dua pilihan, dua buah produk yang hampir sama dari dua tempat yang jelas berbeda. Diskon dan bonus yang abstrak atau nyata. Masjid atau mall. Masjid menawarkan diskon pengurang dosa dan bonus pahala yang berlipat ganda yang jika dikuantitaskan akan mencapai ratusan kali lipat namun tak terlihat. Dan di sudut dunia, ada Mall yang juga menawarkan diskon pengurang harga dan bonus yang sebenarnya semu tetapi begitu nyata karena langsung terasa.

Jengjengjeng, saya rasa saya tak perlu menjawabnya. Lapangnya kekosongan masjid telah dengan jelas menjawab. Fenomena jamaah mundur teratur lalu kabur memang sudah menjadi tradisi setiap tahun. Kemenangan budaya konsumerisme di bulan puasa merupakan indikasi kemenangan budaya pasar. (Kuntowijoyo; 2003) Budaya pasar telah mencipta ruang ekonomi yang begitu lebar. Kesenjangan ruang agama dan pasar menjadi sangat kentara. Masyarakat Muslim pun menjadi sasaran gempuran kapitalisme tanpa memperhatikan nilai agama. Agama menjadi lahan empuk pebisnis untuk semakin mencengkram dengan budaya konsumerisme-nya.

Oleh karena itu, saya punya solusi untuk permasalahan ini. Solusi yang sangat simple, mudah tetapi sangat berguna. Langkah-langkahnya adalah tulis segala kebutuhan Anda yang ingin dibeli, cari orang Non-Islam kemudian suruh mereka yang beli, dan Anda khusyuk beribadah di masjid.

Sounds fair? Anda bisa mendapatkan diskon pengurang dosa dan bonus pahala yang beratus-ratus kali lipat di akhirat. Juga, bisa mendapatkan diskon dan bonus di dunia yang sayang juga untuk dilewatkan. Bahkan solusi ini bisa membuka lapangan kerja baru dan memperkuat toleransi antar umat beragama. Itulah fungsinya pluralitas, kawan!

Tetapi permasalahan baru akan timbul jika uang-uang dari masyarakat ini hanya berputar saja di konglomerat-konglomerat itu. Ilustrasi gampangnya, pasti sering melihat kan ibu-ibu berdaster rebutan barang diskon di Mall? Tapi sering melihat pemilik Mall beli lemper di emperan?

Sedekah
Itulah kuncinya kenapa di bulan ini shadaqah diberikan ganjaran berkali-kali lipat. Islam sangat mendorong perputaran uang yang cepat dari satu tangan ke tangan lainnya. Sesuai dengan Ayat Al-Quran 59:7 “….agar harta itu jangan hanya beredar diantara orang-orang kaya diantara kamu…”. Juga karena pada bulan tersebut manusia terdesak dengan kebutuhan pokoknya sementara kesibukan kerja mereka tersita dengan ibadah shaum dan shalat tarawih. Sehingga jika orang kaya berbagi kepada saudara muslimnya yang kurang mampu, ia telah meringankan beban orang lain dan mempermudah urusannya. Dan Allah senantiasa menolong hamba, selama dia gemar menolong sesamanya.

Aku memiliki pengalaman selaku panitia Ramadhan Di Kampus UGM tempo hari. Dana yang dibutuhkan untuk acara ini hingga Rp300 juta. Namun, hingga hari H belum ada perusahaan yang memberikan sponsor fresh money. Keajaiban datang, sedekah terus berdatangan dari individu-individu utusan Allah. Ketua Yayasan Masjid Kampus memang mengakui ketika Ramadhan shadaqah di Masjid Kampus meningkat tinggi dari hari biasa. Walaupun, sebenarnya masih kalah dengan ketika pekan ujian. Tetapi, dengan Ramadhan ini manfaat shadaqah bisa sangat optimal. Tentu saja karena bulan ini adalah bulan berkah yangmana kebaikan dibalas berlipat ganda. Mungkin juga, shadaqah ke RDK ini bisa banyak juga karena faktor ketampanan koor Acaranya *Teriakan tidak ikhlas tetangga menggema, pot bunga beterbangan*.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun