Mohon tunggu...
Muhammad Yunus
Muhammad Yunus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Penggiat Ekonomi Syariah terapan, dan Pertanian Organik Terpadu berbasis Bioteknologi. Sehat Manusia, Sehat Pangan, Sehat Binatang, Sehat Tanah, Air dan Udara.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jalan Sang Hamba

8 Februari 2016   16:47 Diperbarui: 8 Februari 2016   17:20 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="cahaya matahari penuh, satu cahaya didunia"][/caption]

Sebening cahaya embun pagi

memantul mempesona

berkelip bak satu cahaya yang berpendar

nun jauh disana 99 cahaya masih ada

 

satu cahaya yang berndar

kita nikmati bersama

semenjak Adam As yang kuyakini nabi pertama

sampai manusia terakhir kiamat kala

satu cahaya berpendar selalu menyibukkan mata

 

berpuluh-puluh kaun dan kampung binasa

tak sedikit saudara seayah seibut buta

anak, pasangan, ayah, ibu dan mertua

terpukau oleh pendar satu cahaya semu dunia fana

 

bergenerasi permusuhan itu berwarikan

berbangsa dan bersuku bahkan negara

saling menyerang, menjajah dan menghisap

untuk memperebutkan satu cahaya berpendar diantara kita

 

setelah kuusap tangan

membersihkan cermin muka

telinga dan tak lupa kepala berusap

telapak kaki jangan ditinggal begitu saja

berlumpur bak petani, bersepatu bak presiden

tetap kaki basulah jua

 

ketika takbir menggema dari dalam diri

sang hamba sampai salam ia bahagia

 

Setelah do'a bergelayut dalam lidah bertasbih

seluruh anggota tubuh bergerak lincah bertahmid

menjemput karunia satu cahaya berpendar

 

dalam gerak kehidupan sesaat ini

hanya teramat sedikit pendar satu cahaya

itupun sekejap penunjuk jalan

untuk kembali selama-lamanya

 

berharap dalam sujud di 99 cahaya

pulang sebagai sang hambaMu

dalam tahlil yang menggema

 

2 Februari 2016 M

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun