Mohon tunggu...
Muhammad Yunus
Muhammad Yunus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Penggiat Ekonomi Syariah terapan, dan Pertanian Organik Terpadu berbasis Bioteknologi. Sehat Manusia, Sehat Pangan, Sehat Binatang, Sehat Tanah, Air dan Udara.

Selanjutnya

Tutup

Money

Bagi Hasil, Membawa Kebaikan dari Padi Organik Sistem Plasma Syariah

23 Juli 2013   03:18 Diperbarui: 28 Oktober 2019   17:34 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berani Organik, Sawah Orang Lain.

Satu hari setelah ramadhan dimulai, tepatnya hari kamis. Panen kedua padi organik di sawah masyarakat binaan di Jorong Balai Tinggi, Nagari Gurun, Kec. Harau Kota Sarilamak dimulai. Jenis padi yang dipanen adalah pandan wangi. 

Panen padi organik selalu membawa banyak cerita suka dan sedikit duka. Cerita suka adalah senyum mengembang dari melihat mimik wajah bahagia. Bagaimana gejolak pikiran dan permainan emosi untuk penantian tiga bulan yang panjang. 

Melihat hari demi hari sampai hasil panen kedua kalinya dengan pola murni dan total organik. Pengolahan sawah tidak menggunakan pestisida buatan pabrik petrokimia dan pupuk buatan pabrik yang non-organik. Semua berasal dari ketersediaan bahan organik yang ada disekitar masyarakat, berupa pengolahan kotoran hewan, dedak, bekatul dan  Bioteknologi NT 45. 

Bahan demi bahan yang tersedia disekitar perkampung petani binaan yang belum diolah secara maksimal, untuk memberikan nilai tambah bagi petani. Ketersedian 2 ekor sapi menjadi modal dasar pembuatan Pupuk Organik Majemuk Lengkap (POML). Sedangkan beberapa jenis tumbuhan dapat digunakan untuk pembuatan pupuk organik dan pestisida alami.  

Bahan tersebut cukup untuk membuat pupuk organik sendiri bagi Amai Aciak dan keluarga. Sapi yang berasal dari sistem bagi hasil dari pemilik sapi. Sistem yang memungkinkan petani mendapatkan bagiannya setengah dari memelihara sapi. 

Cobaan datang ketika padi menjelang berbuah. Terpaan angin panas dan kencang. Angin yang mengandung hawa panas dari kebarakan hutan dan perbukitan di beberapa daerah, diantaranya kecamatan Gunuang Omeh dan Suliki. 

Dibeberapa tempat di Sumatera Barat mendapatkan kiriman kabut asap dari pembakaran lahan sengaja maupun tidak sengaja. Lahan mengalami kekeringan yang akut. Sawah petani mengalami retak demi retak, kehabisan air. 

Daun padi yang menggulung kekuningan karena kekeringan. Hampir terjadi puso pada pengolahan tahap ini. 

Bersyukur hujan datang membasahi bumi. Do'a tanaman, do'a binatang dan juga masyarakat mampu menggetarkan langit untuk memberikan air hujan bagi keberlangsungan hidup. Bila hujan enggan turun lama maka dapat dipastikan kegagalan dalam usaha bidang pertanian. 

Derita inflasi semenjak kenaikan Bahan Bakar Minyak ikut menguapkan uang hasil dari bertani. Berbagai bahan untuk membeli keperluan hidup dan juga kebutuhan lain ikut naik. Upah panen yang biasanya 0.18% naik menjadi 0,20%. Belum lagi naiknya berbagai kebutuhan pokok lainnya. 

Derita inflasi tidak cukup dengan BLSM, bak embun pagi dimalam hari ketika musim kemarau. Semuanya terpulang tentang keyakinan dan kepasrahaan bahwa rezki adalah hak Allaah Swt mengatur bagi hambanya. Berusaha adalah kewajiban setiap orang untuk menjemput rizki. Guna dapat memenuhi kebutuhan dan juga keinginan dalam hidup.

Harapan untuk terus lebih baik. Dimana perjanjian dalam akad plasma syariah 5% dari pendapatan padi organik adalah bagi hasil dari panen padi organik. Dari mana asalnya? Asalnya adalah Pupuk Organik Majemuk lengkap Padat dan cair yang diinvestasikan sebelum panen. 

Petani binaan tidak dibebankan biaya didepan untuk pembelian aneka pupuk yang dibutuhkan. Hal ini membantu untuk mengurangi biaya awal pengolahan sawah untuk padi organik. Sedangkan pendapatan masing-masing tergantung dari hasil panen. 

Bagi hasil 5% termasuk dalam kontrak pembinaan. Klausal bagaimana menata usaha pertanian padi organik dengan pola plasma syariah. Hal ini untuk menanggulangi biaya transportasi untuk mengunjungi didalamnya. Ada treatment untuk bisa mandiri setelah masa kontrak habis. Kerjasama dengan masyarakat petani selama tiga tahun diharapkan petani mampu mandiri. 

Kemudian mengembangkan usaha pertanian organik terpadu. Baik tanaman padi organik maupun jenis tanaman lainnya. Dari percontohan dan demplot kemudian melebar menjadi satu jorong dan nagari. Keuntungan bagi masyarakat adalah, berkurangnya biaya operasional dan juga peningkatan hasil dan harga gabah yang stabil. 

Pembelian menggunakan alat ukur kilo. Setiap kilo gabah pandan wangi seharga 5.000. Panen kali ini petani mendapatkan 3 juta lebih dari lahan 1/4 hektar. Dan yang paling menggembirakan adalah terbentuknya Kelompok Usaha Padi Organik Sa ayun SAHATI yang focus mengembangkan padi organik di Jorong Balai Tinggi. 

Semoga menjadi teladan dan pembuktian bahwa berbisnis dengan pola bagi hasil (mudharabah) dalam plasma syariah selalu membawa kebaikan. Tidak hanya semata berbagi asset dan pendapatan, namun juga berbagai kebaikan dan pahala yang terus mengalir hinggai dunia tutup usia. Hal ini sesuai dengan prinsip dasar dari The Islamic Cash Flow Quadrant.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun