Pengawai fornt office apapun perusahaan tidak memiliki wewenang cukup untuk mengambil keputusan insedental. Butuh persetujuan atasan, jika sistem birokrasinya berlapis maka penumpang akan dipimpong untuk beberapa kali. Hal ini memang tragis. Sedangkan bagi pegawai bagian garda terdepan seperti makan buah simalakama.
Apabila memberikan kemudahan bagi penumpang dan memberikan instruksi untuk pesawat delay 10 menit tanpa persetujuan pimpinan maka ia bisa diberi teguran oleh atasan. Yang paling parah adalah gaji dukurangi atau dipecat. Terkadang ditambah dengan kata-kata mengiris hati yang melukai psikologis karyawan.
Apabila bersikukuh dengan gaya komunikasi yang kurang empat dan simpati. Maka hujan cacian, makian dan kemarahan penumpang harus ditampung dan dinikmati. Walau kadang juga menyayat hati dan tidak enak didengar oleh telinga.
Sikap empati dan simpati serta disiplin adalah cerminan masyarkat modren. Bila pesawat delay ada kewajiban dari maskapai untuk memberikan sesuatu kepada penumpang sesuai dengan peraturan penerbangan yang terpampang jelas di lokasi boarding pas. namun jika penumpang yang hoby delay maka butuh perbaikan sikap untuk lebih disiplin dan juga mengambil keputusan untuk tidak terbiasa terlambat.
Semoga catatan pengalaman ini bermanfaat. Yuk kita bersama lebih baik. Catatan lahir dari kerisauan dan pengalaman dalam berbagai perjalanan udara di Indonesia terkhusu Jakarta-Padang. Perjalan kali ini untuk melihat dan mengembangkan Agro Pure Organic Part di Sumatera barat serta memberikan Pelatihan Tingkat Akhir Kepemimpinan di Himpunan Mahasiswa Islam Badan Koordinasi Sumatera Barat tanggal 14-21 Oktober 2012.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H