Cerita di Balik Pembuatan Pupuk Organik Majemuk Lengkap

Ketiga. Proses finalisasi. Tahap ini membutuhkan stamina dan juga kemampuan untuk melek siang dan juga malam. Karena dalam proses pengolahan temperatur suhu mesti dijaga. Suhu pembuatan POML turun dan naik, tidak memiliki siklus tetap dalam setiap proses. Jika suhu naik, entah jam berapa. Maka semua mesti turun tangan untuk mengaduk pupuk. 

Sebab hal mempengaruhi kualitas dan kesuksesan membuat POML. Setelah sampai 50 jam atau 2 hari 2 malam maka pekerjaan selanjutnya adalah memasukkan dalam karung dan siap untuk digunakan di lahan. 

Setiap proses pendampingan pembuatan POML selalu ada kisah yang terkadang membawa hikmah. Karena diantara sela pengadukan pupuk cerita tentang bagaimana kendala hidup bertani, sampai permasalahan jodoh akan mengemuka, dan persoalan pemasaran beserta mata rantai penjualan hasil pertanian organik.  

Tantangan utama dalam mengelola usaha bidang pertanian organik (agro pure organic part) adalah merubah cara pandang pelaku pertanian untuk kembali ke prsoses alami. Karena perubahan adalah sesuatu yang menakutkan dan juga memberi harapan. Sebagai fasilatator dan juga pelaku membutuhkan pendekatan khusus dalam menata cara pikir dengan menyelami masalah dasar dan sosial pelaku pertanian. 

Karena meraka telah sering mengalami luka kecewa dan juga perbuatan tak bertanggung jawab. Luka inilah yang menjadi hantu dalam merubah pola hidup dan pola usaha dalam bidang pertanian. Mengobati ini membutuhkan kebesaran jiwa, pengetahuan dasar psikologi dan juga manajemen harapan. Karena disanalah sebenarnya letak pengabdian seorang yang diamanahi ilmu dan skill. 

Pendampingan ini menjadi bagian yang krusial yang mesti disinergikan dengan penyuluh pertanian dari Dinas Pertanian. Tanpa pendampingan dan belajar kepada pelaku yang sukses, maka hal ini menjadi sulit untuk menggerakkan petani beralih menjadi petani organik. 

Untuk keterampilan membuat POML bagi petani dibutuhkan Kelompok Usaha Bersama yang menjadi penyedia pupuk organik bagi petani. Hal ini semestinya menjadi perhatian khusus dari Dinas UMKM dengan Dinas Pertanian. Dan kesempatan ini terbuka dengan adanya Dana Desa dengan menggandeng Badan Usaha Milik Desa.

Sampai saat ini Mirda Syiwal masih menerapkan bertani organik dengan segala keterbatasan dari kemampuan yang ia miliki. Sebab sulit untuk mencari pemuda yang mau berjibaku menjadi pengusaha pertanian di Nagari.

Sedangkan Ahmad Gazali masih tetap menjadi pengajar pembuatan POML di tengah masyarakat pertanian. Alasannya adalah "Karena ilmu menuntut untuk diajarkan dan dikembangkan. Karena setiap ilmu diajarkan maka ilmu yang lain akan datang dengan sendirinya".