Mohon tunggu...
Muhammad Yunus
Muhammad Yunus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Penggiat Ekonomi Syariah terapan, dan Pertanian Organik Terpadu berbasis Bioteknologi. Sehat Manusia, Sehat Pangan, Sehat Binatang, Sehat Tanah, Air dan Udara.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jalan Pendidik: Sepi Berliku seperti kelok 44

4 Maret 2012   17:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:30 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Maka tidak heran hari ini, profesi guru adalah idaman setiap insan. Setiap universitas yang memiliki jurusan pendidikan menjadi primadona dan pilihan banyak mahasiswa. Namun dulu sejarah berbicara lain. Menjadi guru adalah pilihan penuh kesadaran untuk berkhidmat dalam memanusiakan manusia seutuhnya. Pepatah mengaminkan Bahwa pendidik adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Sebuah ungkapan yang memaparkan fakta dan realitas tentang kehidupan menjadi tenaga pendidik.

Fenomena ini diungkap dengan indah dan penuh dengan sebuah aprsiasi tinggi dalam novelnya Laskar Pelangi oleh Andre Hirata. Sebuah kisah epik tentang ibu guru Muslimah penuh dengan cahaya dan ketangguhan hati mendidik murid-murid MI Muhammadiyah di Pulau terpencil dan jauh dari perhatian. Kemudian dalam novel Negeri 5 Menari oleh A. Fuadi. Menyatakan secara gamblang bahwa mendidik adalah sebuah pemberian teragung dengan mewakafkan diri dalam sebuah proses pendidikan. Hal ini terungkap dalam dedikasi untuk membimbing siang dan malam generasi demi generasi.

Kemudian apakah salah mengharapkan Tanda jasa menjadi sebagai seorang pendidik? Tidak ada yang salah, hal ini adalah imbalan manusiawi yang tidak memenjarakan seseorang dalam ruang lingkup materi, popularitas. Namun jika memenjarakan fitrah diri mendidik dalam mendapatkan materi, bermandikan popularitas maka lahirlah generasi-generasi inlader-meminjam istilah bung karno-yang tidak memiliki kemerdekaan hidup.

Pendidik yang menghasilkan generasi inlader, akan berbuat dan termotivasi untuk melakukan proses pendidikan untuk menciptakan generasi budak secara mental dengan kecerdasan tinggi. Hal ini seperti yang dikiritk oleh Ivan Illich bahwa sekolah itu penjara dan tidak memanusiakan manusia.

Semoga dengan seminar ini, mampu membuka kabut yang menghambat cahaya nurani para pendidik yang mampu memandu generasi demi generasi melintasi kelok 44 yang selalu menawarkan keindahan, kedamaian dan cerita yang terus bergulir dari masa kemasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun