Menciptakan hubungan baik dengan masyarakat sekitar kampus dengan menghasilkan karya yang bisa membantu memperbaiki kualias masyarakat. Dalam melakukan transformasi budaya perguruan tinggi ikut menyertakan masyarakat sebagai laboratorium perubahan. Masyarakat sebagai wadah mewujudkan kebermanfaatan dari hasil budaya kampus. Kampus tidak menjadi menara gading melahirkan praktisi yang tidak bisa bermanfaat bagi masyarakat. Melakukan perubahan budaya dalam bidang akademik berakar dari kebutuhan masyarakat dengan program pengabdian masyarakat yang termasuk dalam tridarma perguruan tinggi.
4.9 Result orientation (berorientasi pada hasil)
Memfokuskan pada hasil tulisan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dan memonitor proses penciptaan tulisan. Melakukan perubahan budaya menulis menekan pada hasil yang dapat dicapai berupa output tulisan. Bentuk output tersebut adalah buku, jurnal, esai hasil dari kajian tersistem dan terstruktur. Sedangkan dalam bentuk lain munculnya hasil riset yang mampu disebar lewat berbagai media online dan offline. Orientasi pada hasil dengan komitmen pimpinan perguruan tinggi menghadirkan gerakan bersama dari dosen dengan menghasilkan tulisan jurnal yang mampu menembus jurnal internasional. Tulisan mahasiswa yang mampu berprestasi pada pekan ilmiah mahasiswa yang rutin dilakukan setiap tahun. Berorientasi pada hasil menumbuhkan kompetisi sehat dan banyak metode untuk mencapai hal hasil yang diinginkan.
4.10 System perspective (perspektif sistem)
Yaitu menyetarakan antara budaya menulis dan struktur dengan tujuan perguruan tinggi yang dibantu oleh keputusan dan kebijakan dari tingkat pimpinan perguruan tinggi. Dalam upaya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan menjaga kualitas budaya menulis dalam budaya akademik, ke depan menetapkan ‘standar mutu’ untuk mengukur kualitas dari budaya menulis dalam budaya kademik. Pencapaian peningkatan mutu dipengaruhi oleh banyak tahapan kegiatan yang saling berhubungan mulai dari perencanaan/desain sampai pada pemeliharaan budaya menulis yang telah dicanangkan. Pencapaian mutu tulisan yang diinginkan ini memerlukan kesepakatan dan partisipasi seluruh anggota kampus, yang dimulai dari pimpinan, karyawan, dosen dan mahasiswa. Tanggung jawab manajemen mutu ada pada pimpinan puncak suatu perguruan tinggi. Terciptanya tulisan berkualitas dari dosen, karyawan dan mahasiswa adalah indicator suksesnya secara system dalam transformasi budaya organisasi.
4. Kesimpulan dan Rekomendasi
Proses transformasi budaya menulis dalam budaya akademik melahirkan banyak manfaat bagi dosen, karyawan dan mahasiswa serta masyarakat. Namun disatu sisi juga memiliki hambatan dan kendala untuk mewujudkan transformasi budaya menulis. Proses transforamasi bukan sebuah proses dalam waktu cepat, namun membutuhkan proses yang panjang dan berkelanjutan. Komitmen dari pihak pimpinan perguruan tinggi adalah kunci utama melakukan transformasi budaya menulis untuk menciptakan perguruan tinggi unggul dan berprestasi. Sebagai wujud dari proses transformasi yang didukung oleh pemimpin dapat dilaksanakan beberapa kegiatan bernama “Penghargaan Akademik” dengan ketentuan:
1. Mengakomodir seluruh civitas akademika, dosen, mahasiswa, karyawan
2. Kegiatan tahunan yang disandingkan dengan kegiatan wisuda setiap tahun.
3. Mempersiapkan infrasuktur secara manajemen dan juga sumberdaya manusia yang dapat inklut dalam satu divisi atau masuk dalam divisi SDM.
4. Pelatihan dan media publikasi bagi civitas akademika.