Pada saat mengutus Tetuko untuk melawan Kala Pracono, para dewa sempat memberikan janji bahwa jika Tetuko berhasil mengalahkan musuhnya, maka kelak Gatotkaca akan dinobatkan sebagai pemimpin para dewa di Kahyangan. Namun pada kenyataannya janji tersebut justru diingkari oleh para dewa. Merasa tidak terima akhirnya Gatotkaca dengan dibantu Wisanggeni dan para putera Pandawa yang lain nggruduk serta menduduki tahta Kahyangan. Ia menobatkan diri sebagai penguasa Kahyangan dengan gelar Batara Guru Putera.
Lebih daripada sekedar sebuah tontonan, wayang memberikan banyak tuntunan dan tatanana kehidupan. Banyak nilai dan hikmah kisah yang dapat dipetik dari kisah-kisahnya. Dari kisah Gatotkaca Winisuda ini paling tidak kita diajarkan mengenai sifat keutamaan para ksatria, gigih dan pantang menyerah, tetapi juga senantiasa menjunjung sikap kejujuran, amanah dalam janji, serta mengutamakan kepentingan orang banyak di atas kepentingan pribadinya dalam perilaku rame ing gawe namun sepi ing pamrih. Sebagai negeri yang tengah terpuruk dalam krisis nilai dan moralitas, sangat pantas kiranya jika bangsa ini mau berendah hati untuk kembali menggali nilai filosofis yang telah diwariskan oleh para leluhur bangsa Nusantara. Salah satunya yang terkandung dalam ajaran yang dibabar melalui kisah dunia pewayangan. Hidup wayang!
Ngisor Blimbing, 13 April 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H