Mohon tunggu...
Sang Nanang
Sang Nanang Mohon Tunggu... -

Manungso tan keno kiniro!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tayang Perdana Wayang Orang di Tangerang

14 April 2014   15:43 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:42 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gatotkaca kembali bertempur dengan Kala Pracono. Melalui tempaan di kawah Candradimuka, Gatotkaca memiliki ilmu pukulan yang sangat mematikan pada kepalan kedua tangannya. Gerak-geriknya sangat trengginas, cepat melebihi kecepatan kilat. Hantaman dan tendangannya menggelegar bagaikan halilintar. Bahkan ia memiliki kemampuan untuk terbang ke angkasa dengan sangat cepat. Dengan kedigdayaanya, akhirnya Gatotkaca berhasil menuntaskan Kala Pracono.

Pada saat mengutus Tetuko untuk melawan Kala Pracono, para dewa sempat memberikan janji bahwa jika Tetuko berhasil mengalahkan musuhnya, maka kelak Gatotkaca akan dinobatkan sebagai pemimpin para dewa di Kahyangan. Namun pada kenyataannya janji tersebut justru diingkari oleh para dewa. Merasa tidak terima akhirnya Gatotkaca dengan dibantu Wisanggeni dan para putera Pandawa yang lain nggruduk serta menduduki tahta Kahyangan. Ia menobatkan diri sebagai penguasa Kahyangan dengan gelar Batara Guru Putera.

Pagelaran wayang orang Gatotkaca Winisuda ini merupakan kolaborasi yang sangat apik antara para seniman wayang orang di Tangerang dan Paguyuban Wayang Orang Barata. Sebagaimana diketahui Wayang Orang Barata merupakan kelompok seniman wayang orang yang secara rutin mementaskan pagelaran wayang orang di Pasar Senin, Jakarta Pusat.

Barata10
Barata10

Lebih daripada sekedar sebuah tontonan, wayang memberikan banyak tuntunan dan tatanana kehidupan. Banyak nilai dan hikmah kisah yang dapat dipetik dari kisah-kisahnya. Dari kisah Gatotkaca Winisuda ini paling tidak kita diajarkan mengenai sifat keutamaan para ksatria, gigih dan pantang menyerah, tetapi juga senantiasa menjunjung sikap kejujuran, amanah dalam janji, serta mengutamakan kepentingan orang banyak di atas kepentingan pribadinya dalam perilaku rame ing gawe namun sepi ing pamrih. Sebagai negeri yang tengah terpuruk dalam krisis nilai dan moralitas, sangat pantas kiranya jika bangsa ini mau berendah hati untuk kembali menggali nilai filosofis yang telah diwariskan oleh para leluhur bangsa Nusantara. Salah satunya yang terkandung dalam ajaran yang dibabar melalui kisah dunia pewayangan. Hidup wayang!

Ngisor Blimbing, 13 April 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun