Mohon tunggu...
Sang Nanang
Sang Nanang Mohon Tunggu... -

Manungso tan keno kiniro!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perayaan Agustusan di Srumbung

18 Agustus 2014   20:04 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:13 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah rangkaian upacara bendera selesai, masyarakat tidak langsung begitu saja bubar. Berbagai kelompok kesenian dari penjuru Kecamatan Srumbung menampilkan aksi pertunjukannya. Ada janthilan, campur, kobra siswa, reog, dan sudah pasti lutungan alias panjat pinang tradisional. Dulu tontonan favorit yang paling saya senangi adalah penampilan kesenian campur dari dusun Cabean Wetan atau Mandungan.

Bersamaan dengan pelaksanaan pentas seni, di sudut lain (biasanya di kantor PDK atau SD Srumbung) digelar bazar murah dengan menampilkan stand dari berbagai sekolah dan organisasi kewanitaan, remaja dan petani. Dagangan yang biasa menjadi rebutan pada bazar tersebut adalah berbagai perlatan rumah tangga, mulai dari sapu lidi, irus, sapu ijuk, centong, ataupun bakul. Ada juga dagangan berbagai peralatan permainan tradisional semisal angkrek, egrang batok, otok-otok, plembungan, barongan, buto-butonan, gangsingan, bulus-bulusan, atau kitiran. Di samping itu, stan makanan berupa olahan daun talas yang disebut buntil, biasanya menjadi menu yang paling laris manis.

Untuk menu makanan khas Agustusan di Kecamatan Srumbung sudah pasti kupat tahu di warungnya Mbah Harjo, tepat di depan Puskesmas Srumbung. Racikan bumbu kacang, kecap, merica dan cabe dipadu irisan kupat, tahu goreng setengah matang, kubis serta tauge menhadirkan sensasi hidangan yang menjadikan ribuan warga sabar mengantri bagaikan ular naga yang panjang sekali. Kelezatan kupat tahu terasa lengkap dan klop ditambah dengan seger pedesnya wedang jahe yang melegakan kerongkongan warga yang kehausan di tengah terik matahari.

Akan selalu kehabisan kata-kata untuk sekedar melukiskan keindahan suasana peringatan Perayaan Agustusan di kampung halaman saya tersebut. Sekian tahun berlalu, saya sudah tidak berkesempatan lagi menikmati langsung kemeriahan sebuah perayaan kebangsaan di wilayah Tepi Merapi tersebut. Namun demikian, beberapa sedulur sempat berbagi foto-foto yang menggambarkan masih meriahnya Perayaan Agustusan di Srumbung. Meski dari jauh, namun jujur, saya turut menikmatinya seolah-olah saya berada langsung di lokasi kemeriahan yang ada.

Dirgahayu Kemerdekaan RI ke-69. Merdesa!

Ngisor Blimbing, 17 Agustus 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun