Pun dalam spektrum yang lain, puasa bukan sekedar kewajiban bagi manusia, namun ia juga merupakan sunnah kehidupan bagi alam semesta. Berikut beberapa hewan dan tumbuhan yang berpuasa guna meningkatkan produktifitas dan menjaga keberlangsungan hidupnya;
- Saat melakukan migrasi dari air tawar ke air asin, ikan salmon mampu menempuh jarak perjalanan hingga 1000 mil dalam keadaan berpuasa. Hal ini menjadikan mereka ramping dan gesit sehingga sanggup melepaskan diri dari jaring penangkap ikan dan kabur dari sergapan burung dan hewan pemburu lainnya.
- Saat mengerami telurnya, ayam betina melakukan puasa dengan tidak minum dan tidak berhubungan dengan pejantan selama 21 hingga 23 hari sebagai bentuk tanggungjawab untuk menetaskan telur-telur menjadi anak ayam.
- Pertapaan ulat dalam bentuk kepompong, berpuasa mengasingkan diri dari hiruk pikuk kehidupan, setelah tidak makan dan minum berhari-hari akhirnya bermetamorfosis menjadi kupu-kupu yang indah.
- Cara survival tanaman jati yang menggugurkan daunnya saat musim kemarau panjang. Kondisi ini membuat tanaman jati berpuasa melakukan fotosintesis dan menghemat persediaan air agar tidak mati kekeringan.
Bahkan istimewanya Ramadhan di tahun ini, bumi yang terbiasa hyperaktif bekerja dengan berbagai aktifitas manusia, kini harus berpuasa karena dipengaruhi oleh pandemi virus corona, sehingga lockdown dan social distancing berdampak positif bagi perbaikan bumi ke depan, antara lain;
- Polusi berkurang. NASA telah pamer foto bumi yang lebih bersih usai serangan virus corona. Nampak wilayah Cina, Italia dan Amerika mengalami pengurangan polusi yang signifikan.
- Pemanasan global menurun. Peta NASA menunjukkan taraf Nitrogen Dioksida turun drastis setelah pabrik-pabrik ditutup dan laporan Jurnal Nature menginformasikan lapisan ozon yang jebol gara-gara pemanasan global sedikit demi sedikit mulai tertutup.
- Air jadi lebih bersih. Setelah Italia menerapkan lockdown, Grand Canal di Venesia yang dulu selalu ramai dengan turis, kini memiliki kualitas air yang jauh lebih bersih.
- Getar bumi berkurang. Royal Observatory of Belgium melaporkan turunnya getaran pada kerak bumi, setelah manusia betah di rumah. Begitu juga hasil pengamatan ahli gempa di Nepal, Paris Institute of Earth Physics dan Universitas Cal Tech di Los Angeles.
- Udara lebih bersih. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan dampak pembatasan pergerakan manusia dan kendaraan bermotor membuat langit Jakarta tampak biru dan udara lebih bersih.
- Laut lebih tenang. Setelah wabah virus corona melanda sejumlah kapal pesiar, kapal-kapal lainnya memilih merapat di pelabuhan sehingga lalu-lintas laut berkurang. Laut menjadi lebih tenang, ikanpun senang bebas berenang.
Keempat, zakat sebagai instrumen filantropi islam dan perekat sosial. Zakat memiliki arti bersih, suci, subur, berkat dan berkembang. Secara filosofis zakat berfungsi tathhir (membersihkan) ataupun tazkiyah (mensucikan) secara material maupun spiritual bagi pribadi orang kaya dan jiwanya atau bagi harta dan kekayaannya.Â
Zakat memiliki banyak ragamnya, namun secara spesifik bulan Ramadhan mewajibkan manusia menunaikan zakat fitrah kepada yang berhak (mustahiq zakat) paling lambat sebelum pelaksanaan shalat i'ed. Tujuannya adalah menyucikan jiwa dan sifat kikir, mendidik berinfaq dan memberi, mengobati hati dari cinta dunia, Â perwujudan rasa syukur kepada Allah SWT dan menarik simpati serta cinta manusia.Â
Dus, implementasi zakat pada Ramadhan kali ini, bisa menjadi episentrum gerakan ketahanan pangan masyarakat dalam menghadapi pandemi, asal pemerintah, badan-badan amil zakat dan institusi masjid lebih optimal menghimpun dan mendistribusikan zakat fitrah dari tangan relawan, hartawan dan dermawan yang diintervensi dalam bentuk kebijakan maupun gerakan yang berdampak sistemik.
Lebih jauh, zakat dapat berfungsi sebagai ideologi dari sistem ekonomi melampaui kapitalisme dan sosialisme. Maxime Rodinson dalam Islam and Capitalism menyimpulkan terdapat unsur kapitalisme dalam doktrin islam, sekaligus ia menganjurkan sosialisme -- namun islam sama sekali bukanlah kapitalisme ataupun sosialisme. Karena islam melarang penumpukan harta dan penguasaan modal secara berlebihan -- sebagaimana dianut di dalam kapitalisme -- dan islam memperbolehkan kepemilikan individu serta pengembangan aset pribadi -- sebagaimana diharamkan di dalam sosialisme.Â
Maka, zakat menjembatani dua kutub yang saling berlawanan ini dengan harapan terjadi harmoni di tengah kehidupan masyarakat, sebab dalam setiap moment kepemilikan harta terutama dalam jumlah yang besar, senantiasa terkandung potensi untuk menjadikan manusia rusak, kotor dan nista sebagaimana "diqiyaskan" dalam sempalan dalil Lord Acton "power tends to corrupt, absolute power corrupt absolutely".
Penulis adalah Pemerhati Sosial-Agama, Editor Media Global, Wirausahawan di KAHMIPreneur dan Sekretaris DPD KNPI Kabupaten Bondowoso
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H