Mohon tunggu...
Slamet Wirawan
Slamet Wirawan Mohon Tunggu... -

Slamet Wirawan adalah nama kecil dari leluhur saat dilahirkan yang mencoba melawan dengan rangkaian kata per kata terhadap sesuatu yang terjadi

Selanjutnya

Tutup

Music

Salah Fokus terhadap Member JKT48, Salah Siapa?

7 April 2019   11:02 Diperbarui: 7 April 2019   11:34 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama kali tayang di TV swasta pada 17 Desember 2011, idol group JKT48 menjadi kelompok penyanyi dengan personil wanita yang digemari banyak masyarakat, terutama oleh para pria yang suka pada hal yang berbau jejepangan. Pihak pertama yang mengidolakannya adalah fans sister group AKB48 yang berbasis pada daerah Akihabara, Tokyo, Jepang. 

Lama-kelamaan, orang biasa yang sebelumnya bukan fans jejepangan menjadi penggemar berat kelompok ini. Kini, kalangan fans tidak hanya dari kalangan lelaki saja, perempuan pun ikut menggemarinya, bahkan beberapa di antaranya ada yang melakukan dance cover seperti idola mereka. 

Ada pula yang dulunya fans berat menjadi anggota JKT48, seperti Maria Genoveva Natalia Desy Purnamasari Gunawan dari Cilacap yang dulunya pernah menjadi anggota member dance cover & Riska Amelia Putri dari Purwokerto yang dulunya seorang fans.

Seperti halnya AKB48, JKT48 mengadopsi beberapa konsep. Konser ulang tahun, theater (konser kecil menyanyikan belasan lagu yang diselingi ajang pembicaraan tertentu), handshake (ajang bersalaman sambil berinteraksi dengan fans), senbatsu sousenkyo (semacam pemilihan member untuk single tertentu), & masih banyak lagi. 

Konsep kostumnya pun dibuat semirip mungkin dengan asalnya dari Jepang dengan penyesuaian dengan kondisi negara ini. Hal itu terjadi karena terbentur dengan nilai-nilai yang dianut, berbeda dengan konsep kostum yang berasal dari negeri matahari terbit. 

Jika AKB48 & sister group lainnya berpakaian minim bahkan mengenakan bikini, di sini tidak bisa serta merta diadopsi. Hal itu menjadi pembeda dengan kelompok lainnya

Jika berbicara saat penampilan bernyanyi, memang desain kostum JKT48 terkesan agak terbuka sehingga saat melakukan dance, ada beberapa bagian tertentu yang terlihat sehingga kebanyakan wota --sebutan untuk fans JKT48 meski beberapa orang mempertentangkannya- menjadi tergugah hasratnya & timbul istilah salah fokus atau disingkat salkus, yaitu kegagalan fokus mereka yang seharusnya melihat orangnya malah lihat bagian tubuh yang terbuka. 

Hal itu tidak bisa dihindari karena gerakan yang dilakukan oleh para gadis tersebut yang menyebabkan beberapa bagian tubuh terlihat. Para fans beberapa di antaranya menyimpan foto oshimen (anggota kesayangan) saat tampil dengan kondisi di atas panggung. 

Hal itulah yang memunculkan beberapa akun media sosial yang hobi mengunggah foto tersebut. Hal ini menjadikan fans terbelah menjadi 2, yaitu fans normal & fans yang salah fokus.

Oleh karena banyaknya akun yang mengunggah foto member JKT48 yang menyebabkan salah fokus tersebut yang kehadirannya sudah lama, pihak manajemen akhir-akhir ini sedang berang & melakukan tindakan berupa pemantauan pada beberapa akun tersebut. Hal itu dilakukan karena menurut mereka adalah tindakan yang melecehkan martabat wanita. 

Selain itu, tindakan yang dilakukan beberapa akun yang mengunggah foto personil idol group yang terlihat agak terbuka itu dinilai merupakan cara mendukung yang tidak sehat meskipun mengakui jika salkus is not haters. Memang diakui jika sudut pandang yang berbeda menimbulkan reaksi yang berbeda pula. Pro-kontra pun terjadi.

Setelah bergulat dengan pengantar, kini masuk ke opini saya tentang maraknya kasus salah fokus terhadap member JKT48 sendiri. Di satu sisi, hasrat lelaki yang tertarik terhadap wanita adalah hal yang wajar, namun di sisi lain tindakan tersebut terlalu frontal. 

Tetapi, kita tidak bisa menyalahkan sepenuhnya akun-akun yang mengunggah foto kontroversial tersebut. Seperti halnya membiarkan wadah berisi gula terbuka hingga dikerubungi semut atau asap yang muncul setelah api membakar sesuatu yang mudah terbakar, suatu hal selalu ada penyebabnya. Akun-akun tersebut bukanlah penyebab, melainkan dampak dari suatu penyebab. Apakah penyebabnya?

Menurut kacamata saya, ada 2 penyebab yang menimbulkan dampak salah fokus. Pertama, kehadiran wotagrafer (wota fotografer, fans JKT48 yang hobi memotret beberapa personil saat tampil) yang merupakan penyebab terbesar dalam kasus ini. Posisi wotagrafer yang kecenderungan berposisi di bawah panggung memaksa mengambil foto dengan posisi miring mengarahkan kameranya ke atas. 

Selain itu, kondisi kostum yang terlalu ketat menyebabkan menonjolnya bagian tubuh tertentu. Ditambah jika kondisi tersebut diabadikan ke dalam kamera & diupload ke akun media sosial wotagrafer pasti akan disimpan oleh beberapa fans. Beberapa di antara mereka terpana dengan beberapa gadis tersebut. 

Karena memang terdapat naluri lelaki yang tertarik pada perempuan, muncullah beberapa akun dari berbagai media sosial yang mengagumi gadis-gadis tersebut dengan cara yang berbeda, tidak seperti pada biasanya. Tidak bisa dipungkiri jika seorang pemancing memberi umpan agar ikan datang menghampirinya. 

Seperti itulah permisalannya, wotagrafer mengunggah hasil jepretannya ke media sosial yang pangsa pasarnya kebanyakan laki-laki sehingga fenomena salah fokus ini tidak bisa dihindari karena naluri manusia seperti mengagumi fisik lawan jenis adalah lumrah.

Penyebab kedua adalah kondisi kostum yang dikenakan. Entah telalu minim atau ketat yang memperbesar peluang salah fokus tersebut. Bisa untuk menarik perhatian fans atau justru menjadi blunder bagi manajemen karena bisa menimbulkan pikiran negatif.

Terlebih lagi karena kebanyakan anggotanya beragama Islam, ada ayat yang memerintahkan untuk mentutup aurat, sebagaimana dalam penggalan surah An-Nur ayat 31 berbunyi:

"... & janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali pada suami mereka, ayah mereka, ayah suami mereka, putra-putra mereka, putra-putra saudara-saudara laki-laki lainnya, putra-putra saudara laki-laki mereka, putra-putra saudara perempuan mereka, perempuan-perempuan Islam, budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita...".

Kata perhiasan pada konteks ini dalam beberapa tafsir adalah aurat, yaitu bagian tubuh yang tidak boleh dilihat kecuali beberapa pihak tersebut. Seharusnya saat awal pembentukan kelompok tersebut mempertimbangkan kondisi masyarakat yang bereaksi terhadap penampilan perempuan yang terkesan terbuka & nilai-nilai yang ada dalam kehidupan negara ini. 

Menurut saya, pembentukan idol group ini kurang tepat dengan mempertimbangkan kondisi seperti itu. Mustahil jika meminta konsep pakaian yang lebih tertutup kepada pihak manajemen pusat yang berada di Jepang karena sudah diberi keringanan tidak mengenakan bikini karena bersifat erotis & tidak cocok bagi kultur Indonesia, berbeda dengan kultur di Jepang yang menanggapi biasa saja dengan pakaian minim tersebut.

Kembali ke kedua penyebab yang telah saya uraikan, faktor yang menjadi alasan terkuat dalam munculnya fenomena salah fokus adalah dari pihak wotagrafer. Mengapa bisa wotagrafer? Seperti yang telah saya uraikan tadi, mereka mengunggah hasil foto mereka tentang penampilan personil tertentu ke beberapa media sosial. 

Jika terlihat normal, fans bersikap biasa saja, mamun akan berbeda ceritanya jika hasil yang diunggah saat beberapa member tersebut mengenakan pakaian yang memancing hasrat alamiah pria. Dari hasil wotagrafer tersebut, banyak fans yang mengunduh foto-foto tersebut. Kemunculan beberapa akun yang mengagumi dari sisi yang anti-mainstream itu bukanlah suatu permasalahan puncak. 

Bagaimana tidak tergoda saat kucing mengetahui ada ikan yang lezat di atas meja makan yang tidak ditutupi dengan tudung saji. Manusia memang diberikan akal & nafsu dalam kehidupan tertentu demi keberlangsungan hidup. Akal tanpa nafsu menimbulkan tidak semangat hidup, sedangkan nafsu tanpa akal akan menimbulkan kehidupan menjadi rusak. 

Moral di negara ini yang masih mengedepankan nafsu saya rasa susah untuk mengendalikan agar tidak bernafsu selama faktor pemicu dari munculnya nafsu yang diumbar sembarangan masih ada, malah diapresiasi oleh orang banyak. 

Wotagrafer maupun fans biasa berdalih jika memotret mereka yang sedang tampil di atas panggung bertujuan untuk mengenalkan beberapa personil JKT48 ke khalayak ramai yang belum mengenalinya. Kehadiran wotagrafer inilah yang menurut penilaian saya bertanggung jawab atas merebaknya efek salah fokus. Beberapa member risih dengan hasil pemotretan yang terkesan mempertontonkan bagian tubuh tertentu. 

Faktor pakaian yang dikenakan dalam penampilan saya anggap lemah jika yang dinikmati hanya orang yang menonton langsung, bisa jadi lebih kuat karena dipengaruhi oleh hasil jepretan fotografer tersebut. 

Hal itu bisa terjadi karena fotografi adalah seni lukis cahaya yang bisa dibuat dalam bentuk digital & dapat dipublikasikan secara bebas. Jika diunggah ke dunia maya, penikmat penampilan panas tak hanya yang menonton langsung, bahkan semua orang dapat mengaksesnya & disimpan dalam galeri ponsel atau laptop mereka. 

Jika faktor fotografi tersebut bisa diatasi oleh pihak manajemen JKT48, secara logika mereka akan kehilangan bahan untuk salah fokus. Dalam kacamata saya, fenomena salah fokus tersebut adalah korban dari media sosial fotografer yang mengunggah hasil foto tersebut, padahal dari internal manajemen sendiri sudah menyiapkan fotografer sendiri yang memiliki kualitas foto yang tidak kalah bagus & pastinya tidak sevulgar fotografer

Untuk masalah pemantauan akun-akun salah fokus tersebut, menurut saya tidak setuju apabila dengan tindakan represif, seperti mempidanakannya. Seperti pada opini saya tadi, mereka tidak bisa disalahkan sepenuhnya karena kehadiran mereka adalah dampak dari suatu penyebab. Jika ditelusuri, penyebab utama terkuatnya adalah dari wotagrafer sendiri yang menyediakan foto-foto salah fokus tersebut. 

Karena tidak bisa mengubah konsep idol group tersebut, setidaknya bisa menanggulangi faktor satunya, yaitu dari wotagrafer. Selain merusak budaya mengayunkan lightstick (benda panjang mirip lampu) & chant menyemangati personil yang tampil, mereka juga bertanggung jawab atas munculnya dampak salah fokus tersebut. 

Sebaiknya dari pihak manajemen menindak tegas, baik dengan pemantauan maupun melarang sepenuhnya kamera masuk ke area penampilan untuk meminimalisasi penyebaran foto yang bisa menimbulkan dampak negatif tersebut. 

Karena ada hal lebih penting dari sekedar mengurusi akun salah fokus, yaitu pembenahan internal yang selama ini ditengarai sebagai penyebab pensiunnya fans JKT48 yang disebabkan karena sudah bosan, baik dari segi lagu yang masih berupa terjemahan semua, konsep penampilan yang masih itu-itu saja, adanya penganakemasan team tertentu karena ketenarannya, maupun kurang tegasnya manajemen yang mengatasi skandal percintaan personil mereka sendiri karena dalam dunia idol terdapat golden rules, salah satunya adalah love ban rules, yakni larangan personil tersebut untuk menjalin kasih dengan seseorang.

Semoga bermanfaat & dapat dijadikan renungan oleh semua pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun