Kembali ke kedua penyebab yang telah saya uraikan, faktor yang menjadi alasan terkuat dalam munculnya fenomena salah fokus adalah dari pihak wotagrafer. Mengapa bisa wotagrafer? Seperti yang telah saya uraikan tadi, mereka mengunggah hasil foto mereka tentang penampilan personil tertentu ke beberapa media sosial.Â
Jika terlihat normal, fans bersikap biasa saja, mamun akan berbeda ceritanya jika hasil yang diunggah saat beberapa member tersebut mengenakan pakaian yang memancing hasrat alamiah pria. Dari hasil wotagrafer tersebut, banyak fans yang mengunduh foto-foto tersebut. Kemunculan beberapa akun yang mengagumi dari sisi yang anti-mainstream itu bukanlah suatu permasalahan puncak.Â
Bagaimana tidak tergoda saat kucing mengetahui ada ikan yang lezat di atas meja makan yang tidak ditutupi dengan tudung saji. Manusia memang diberikan akal & nafsu dalam kehidupan tertentu demi keberlangsungan hidup. Akal tanpa nafsu menimbulkan tidak semangat hidup, sedangkan nafsu tanpa akal akan menimbulkan kehidupan menjadi rusak.Â
Moral di negara ini yang masih mengedepankan nafsu saya rasa susah untuk mengendalikan agar tidak bernafsu selama faktor pemicu dari munculnya nafsu yang diumbar sembarangan masih ada, malah diapresiasi oleh orang banyak.Â
Wotagrafer maupun fans biasa berdalih jika memotret mereka yang sedang tampil di atas panggung bertujuan untuk mengenalkan beberapa personil JKT48 ke khalayak ramai yang belum mengenalinya. Kehadiran wotagrafer inilah yang menurut penilaian saya bertanggung jawab atas merebaknya efek salah fokus. Beberapa member risih dengan hasil pemotretan yang terkesan mempertontonkan bagian tubuh tertentu.Â
Faktor pakaian yang dikenakan dalam penampilan saya anggap lemah jika yang dinikmati hanya orang yang menonton langsung, bisa jadi lebih kuat karena dipengaruhi oleh hasil jepretan fotografer tersebut.Â
Hal itu bisa terjadi karena fotografi adalah seni lukis cahaya yang bisa dibuat dalam bentuk digital & dapat dipublikasikan secara bebas. Jika diunggah ke dunia maya, penikmat penampilan panas tak hanya yang menonton langsung, bahkan semua orang dapat mengaksesnya & disimpan dalam galeri ponsel atau laptop mereka.Â
Jika faktor fotografi tersebut bisa diatasi oleh pihak manajemen JKT48, secara logika mereka akan kehilangan bahan untuk salah fokus. Dalam kacamata saya, fenomena salah fokus tersebut adalah korban dari media sosial fotografer yang mengunggah hasil foto tersebut, padahal dari internal manajemen sendiri sudah menyiapkan fotografer sendiri yang memiliki kualitas foto yang tidak kalah bagus & pastinya tidak sevulgar fotografer
Untuk masalah pemantauan akun-akun salah fokus tersebut, menurut saya tidak setuju apabila dengan tindakan represif, seperti mempidanakannya. Seperti pada opini saya tadi, mereka tidak bisa disalahkan sepenuhnya karena kehadiran mereka adalah dampak dari suatu penyebab. Jika ditelusuri, penyebab utama terkuatnya adalah dari wotagrafer sendiri yang menyediakan foto-foto salah fokus tersebut.Â
Karena tidak bisa mengubah konsep idol group tersebut, setidaknya bisa menanggulangi faktor satunya, yaitu dari wotagrafer. Selain merusak budaya mengayunkan lightstick (benda panjang mirip lampu) & chant menyemangati personil yang tampil, mereka juga bertanggung jawab atas munculnya dampak salah fokus tersebut.Â
Sebaiknya dari pihak manajemen menindak tegas, baik dengan pemantauan maupun melarang sepenuhnya kamera masuk ke area penampilan untuk meminimalisasi penyebaran foto yang bisa menimbulkan dampak negatif tersebut.Â