Sejarah runtuhnya Kesultanan Utsmaniyah, atau sering disebut sebagai Kerajaan Turki, merupakan peristiwa penting dalam sejarah dunia karena berakhirnya salah satu kekuatan besar yang memengaruhi peradaban Islam dan geopolitik dunia. Runtuhnya Kesultanan Utsmaniyah, yang berlangsung pada awal abad ke-20, dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang kompleks, termasuk perubahan internal dan eksternal yang signifikan.
Latar Belakang Kesultanan Utsmaniyah
Kesultanan Utsmaniyah, yang didirikan pada tahun 1299, tumbuh menjadi salah satu kekhalifahan terbesar dalam sejarah dunia, memerintah atas wilayah luas yang meliputi sebagian besar wilayah Timur Tengah, Afrika Utara, dan Eropa Tenggara. Selama berabad-abad, kekhalifahan ini menjadi pusat kekuasaan dan kebudayaan Islam yang memengaruhi perkembangan sejarah dan peradaban dunia.
Sejarah Runtuhnya Kesultanan Utsmaniyah: Kekalahan dan Pembubaran
Kesultanan Utsmaniyah, yang juga dikenal sebagai Kerajaan Turki, adalah salah satu kerajaan Islam terbesar yang pernah ada. Berdiri sejak tahun 1299, Kesultanan Utsmaniyah menguasai wilayah yang luas di Timur Tengah, Eropa Timur, dan Afrika Utara selama lebih dari 600 tahun. Namun, pada akhirnya, Kesultanan Utsmaniyah mengalami kekalahan dan pembubaran, yang berlangsung dari tahun 1908 hingga 1922.
Pada tahun 1908, Kesultanan Utsmaniyah mengalami krisis politik dan ekonomi yang parah. Kekaisaran ini telah lama menjadi "orang sakit di Eropa" dan setelah serangkaian perang Balkan pada tahun 1914 telah diusir dari hampir seluruh Eropa dan Afrika Utara. Mereka masih menguasai 28 juta orang, 17 juta diantaranya berada di wilayah Turki modern, 3 juta di Suriah, Lebanon dan Palestina, dan 2,5 juta di Irak. 5,5 juta orang lainnya berada di bawah kekuasaan Ottoman di semenanjung Arab.
Kekalahan Kesultanan Utsmaniyah dalam Perang Dunia I memainkan peran penting dalam runtuhnya kekaisaran ini. Pada tahun 1918, Kesultanan Utsmaniyah dikalahkan oleh Sekutu dan wilayahnya dipecah menjadi beberapa bagian. Pada tahun 1922, Kesultanan Utsmaniyah secara resmi dihapuskan oleh Pemerintah Majelis Agung Nasional Turki di Ankara.
Pembubaran Kesultanan Utsmaniyah berlangsung dalam beberapa tahap. Pada tahun 1919, Kesultanan Utsmaniyah mengalami krisis politik yang berujung pada penggantian Sultan Mehmed VI dengan Mustafa Kemal Atatrk. Pada tahun 1922, Kesultanan Utsmaniyah secara resmi dihapuskan dan digantikan oleh Republik Turki.
Dalam sintesis, runtuhnya Kesultanan Utsmaniyah adalah hasil dari kombinasi faktor-faktor internal dan eksternal, termasuk krisis politik dan ekonomi, kekalahan dalam Perang Dunia I, dan perubahan politik yang berlangsung di Turki.
Faktor-Faktor Runtuhnya Kesultanan Utsmaniyah
1. Perubahan Internal: Kesultanan Utsmaniyah mengalami perubahan internal yang signifikan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Penyebab utamanya termasuk korupsi di dalam pemerintahan, stagnasi ekonomi, dan kelemahan militer.
2. Imperialisme dan Kolonialisme: Kesultanan Utsmaniyah menjadi sasaran imperialisme Eropa pada abad ke-19. Penjajahan dan pengambilalihan wilayah-wilayah penting oleh negara-negara Eropa seperti Inggris, Perancis, dan Rusia melemahkan kekuatan dan otoritas kesultanan.
3. Perang Dunia I: Perang Dunia I berdampak besar pada kesultanan. Kesultanan Utsmaniyah memilih untuk bersekutu dengan Blok Sentral (Jerman, Austria-Hongaria) dan akhirnya kalah dalam perang tersebut. Konsekuensinya, kesultanan kehilangan sebagian besar wilayahnya dan mengalami kerugian besar secara politik, ekonomi, dan militer.
4. Munculnya Nasionalisme: Pada saat yang sama, munculnya gerakan nasionalisme di dalam wilayah-wilayah kesultanan, seperti gerakan kemerdekaan nasional di Yunani, Serbia, Bulgaria, dan Albania, melemahkan persatuan kesultanan.
Runtuhnya Kesultanan Utsmaniyah
Runtuhnya Kesultanan Utsmaniyah berlangsung secara bertahap setelah Perang Dunia I. Pada tahun 1922, Sultan Mehmed VI diusir dari Istanbul, dan Kesultanan Utsmaniyah secara resmi dihapuskan pada tahun 1923 dengan pendirian Republik Turki yang dipimpin oleh Mustafa Kemal Atatrk.
Dampak Runtuhnya Kesultanan Utsmaniyah
1. Pembentukan Negara-Negara Baru: Runtuhnya Kesultanan Utsmaniyah mengakibatkan pembentukan negara-negara baru di wilayah bekas kekhalifahan, seperti Turki modern, Suriah, Irak, Lebanon, Yordania, Palestina, dan negara-negara di wilayah Balkan.
2. Perubahan Politik dan Sosial: Pembentukan Republik Turki modern di bawah Atatrk menyaksikan perubahan besar dalam politik, sosial, dan budaya di Turki, termasuk sekularisasi dan modernisasi negara.
3. Pembagian Wilayah: Wilayah-wilayah bekas kekhalifahan yang dikuasai oleh kekuatan-kekuatan kolonial Eropa juga mengalami pembagian dan perubahan signifikan yang membentuk kembali peta politik Timur Tengah dan Eropa Tenggara.
4. Pengaruh Terhadap Dunia Islam: Runtuhnya Kesultanan Utsmaniyah merupakan peristiwa penting dalam sejarah dunia Islam. Hal ini memunculkan pertanyaan tentang peran Islam dalam politik modern dan menandai akhir dari era kekhalifahan Islam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H