Mohon tunggu...
Sang Arka N.J.P
Sang Arka N.J.P Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Student Athlete

Atlet yang mengejar Pendidikan nya

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Tekanan Media Massa Menjadi Salah Satu Alasan Mental Atlet Sering Turun

28 April 2024   21:46 Diperbarui: 28 April 2024   21:58 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena ini, Norris digadang-gadang akan menjadi pembalap sukses di masa depan. Tetapi hal ini malah membuatnya sering depresi di luar pertandingan karena tekanan yang diberikan oleh media untuk memaksanya tetap tampil bagus. Beruntungnya, hal ini segera diketahui oleh tim McLaren, sehingga mereka langsung mencoba memperbaiki kondisi kesehatan mental Norris dengan mendatangkan psikiater dan psikolog untuk membantu nya. Hal ini cukup membantu Norris dalam mengatur kondisi mental nya, sebab pada musim-musim selanjutnya, Norris bisa tampil lebih tenang dan teratur.

Namun, sifat self-blaming nya muncul setelah balapan di Russian Grand Prix pada tahun 2021. Pada balapan tersebut, Norris sudah memimpin di posisi pertama dan kemenangan sudah di depan mata. Tetapi di penghujung balapan, hujan pun turun dan Norris membuat keputusan yang salah dengan tidak mengganti ban nya ke ban yang bisa menahan kondisi licin akibat hujan. Hal ini membuat Norris sering merasa depresi apabila ia tampil tidak baik. 

Buruknya, hal ini malah berlanjut kepada kondisi mental Norris yang sering menyalahkan dirinya. Bahkan disaat ia sudah tampil bagus dengan finis di posisi podium, ia tetap menyalahkan dirinya apabila ada kesalahan yang ia lakukan. Tentunya hal ini cukup berdampak buruk pada mental Norris. 

Hingga Chinese Grand Prix 2024 kemarin, Lando Norris belum pernah mencatatkan kemenangan selama karir nya di Formula One. Sepertinya hal ini didorong dengan fakta bahwa Norris sering kurang tenang saat menghadapi balapan karena tekanan dari publik untuk tetap tampil bagus. Apalagi kedatangan Oscar Piastri sebagai pembalap baru McLaren sempat membuat Norris tertekan karena Piastri yang masih muda dan tampil bagus, bisa mengancam Norris sebagai pembalap utama McLaren.

Salah satu contoh yang baik dari penanganan tekanan dari media massa dilakukan oleh atlet voli putri Indonesia, Megawati Hangestri Pertiwi. Mega, sapaan akrabnya, kini menjadi salah satu atlet voli putri terbaik Indonesia. Kini Mega bertanding di Korea Selatan dengan tim Daejeon Red Sparks. Posisi Mega sebagai opposite sempat diragukan. 

Karena posisi opposite tim Red Sparks sebelumnya adalah Inneh Varga, pemain Hungaria yang berhasil mencetak poin tertinggi pada musim 2022/2023. Inneh Varga yang telah meninggalkan tim Red Sparks sempat membuat pendukung Red Sparks bingung, karena tidak ada opposite yang sebagus Inneh Varga untuk musim 2023/2024. 

Akhirnya sang pelatih Ko Hee-jin memilih Mega sebagai pengganti Inneh Varga di posisi opposite. Mega sempat diremehkan karena di tim lain, posisi opposite biasanya diisi pemain asing luar Asia. Tetapi tim Red Sparks malah menggunakan pemain Asia. 

Publik Korea juga sempat pesimis pada Mega karena kualitasnya diragukan bisa menyamai dan melampaui kualitas dari opposite sebelumnya, Inneh Varga. Namun perlahan nama Megawati Hangestri Pertiwi mulai dielu-elukan publik Korea karena ia mulai menunjukkan kualitas nya sebagai opposite kelas atas dengan spike nya yang kerap memakan korban. Mega juga terpilih sebagai MVP putaran pertama dan juga masuk ke 10 besar Top Skor Liga Voli Korea.

Hal ini bisa dibuat contoh untuk atlet-atlet muda Indonesia yang ingin berprestasi di kancah internasional. Tekanan media massa memang terkadang cukup mengganggu kondisi psikis atlet. Maka yang harus dilakukan bagi para atlet, mereka harus berusaha tetap fokus pada tujuan utama mereka sebagai olahragawan meskipun tekanan-tekanan tersebut muncul. Apabila masalah tersebut muncul, sebaiknya atlet tersebut langsung berbicara kepada orang tua mereka sebagai perantara terdekat untuk membantu maslaah mereka. 

Atau bisa juga langsung mendatangi psikolog terdekat untuk membicarakan masalah mental mereka. Untuk para netizen dan media massa, sebaiknya mengurangi cemoohan, hujatan dan juga tekanan yang diberikan. Tanpa mereka sadari, apabila mereka sudah memberi hinaan pada seseorang walaupun online, mereka sudah melakukan tindakan bullying secara online. 

Sebaliknya mereka harus mendukung orang tersebut dalam konteks ini adalah atlet tersebut untuk terus berusaha mencapai dan melebihi potensi nya. Dengan ini, kita bisa menunjukkan mentalitas supporter yang baik dan terus berikan dukungan kepada atlet-atlet muda yang ingin berkembang dan berprestasi bagi negara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun