Tak bisa dipungkiri, masakan yang paling enak di dunia adalah masakan ibu kita sendiri.
Tergugah akan masakan ibu, seorang wanita bernama Tati Hartati menjalani usaha kuliner, Rumah Makan (RM) Sate Maranggi Hj Umi di Â
Jalan KH. Agus Salim No.68, Bekasi Jaya, Bekasi Timur.
Tati bersama sang adik, Tika, selaku pemilik RM Sate Maranggi Hj Umi, sengaja menggunakan nama Hj Umi, karena itu merupakan salah satu panggilan untuk orangtua perempuan.
Selain memang terinspirasi oleh nama panggilan untuk seorang ibu, Tati sapaan perempuan 44 tahun itu, memilih menjalani usaha kuliner sang adik dikarenakan dirinya memiliki kemampuan yang sama dengan ibunya dalam membuat sejumlah olahan masakan.
"Ibu saya memang jago masak berbagai masakan. Saya akui masakan ibu enak semua. Kemampuan ibu memasak diturunkan ke saya. Karena itu saya menjalani usaha rumah makan adik saya ini." ujar Tati Hartati membuka percakapan.
"Dan betul saja. Begitu pertama kali buka rumah makan ini, banyak orang yang mengakui menu-menu masakan disini rasanya enak semua." tambahnya.
Tati tak menampik dari sejumlah pembeli yang datang, mereka tak hanya sekali berkunjung, tetapi beberapa kali menyantap makanan di rumah makannya.
"Seperti saya yang selalu ketagihan masakan ibu, ada juga pelanggan yang ketagihan dengan menu-menu disini." ungkap ibu tiga anak semringah.
Selain sate Maranggi, Tati mengatakan, ada juga menu lain yang banyak dipesan konsumen. Menu tersebut termasuk best seller di rumah makannya.
"Sop iga dan ayam bakar disini rasanya boleh diadu sama rumah makan lain. Saya jamin sop iga dan ayam bakar disini jauh lebih enak." kata Tati membuka rahasia rasa menu masakan di rumah makan yang dikelolanya.
Tati yang seorang sarjana lulusan perguruan tinggi ternama di Jakarta Selatan, juga berani diadu soal harga di rumah makannya dengan rumah makan lain. Menurutnya, soal harga tak perlu dikhawatirkan. Dia menegaskan tak akan mengetok pembeli dengan harga mahal.
"Harga-harga disini saya pastikan sangat murah. Harganya juga bersaing dengan kompetitor lainnya kok. Jadi nggak usah takut dimahalin." tandas Tati.
Dengan lima orang karyawan, Tati yang sudah beberapa tahun ini menjalani usaha kuliner mengaku, jika dirinya dapat eksis dan bertahan dikarenakan melakukan pengelolaan yang profesional.
"Sejak awal saya nggak mau main-main menjalankan usaha ini. Saya selalu gencar dan rutin melakukan perbaikan administrasi. Selain itu saya percaya dengan promosi yang baik, usaha kuliner saya masih bertahan dan tetap diminati masyarakat." bebernya.
Satu hal yang membuat Tati mampu bertahan dan kuat menjalani usaha rumah makan adalah, adanya dukungan dari orang-orang terdekatnya.
"Almarhum suami, anak-anak dan keluarga sangat mensupport saya, sehingga saya kuat dan mampu menjalani semua ini. Semua yang saya jalani, untuk siapa lagi kalau bukan untuk anak-anak saya." kata Tati.
Terakhir, Tati mengaku jika usaha rumah makan yang dijalaninya dapat berkembang luas di kemudian hari. Dia pun berharap besar dapat membuka cabang baru rumah makan sate Maranggi Hj Umi tersebut bersama Tika.
"Tentunya saya ingin berkembang lagi dan ingin membuka cabang baru dengan nama yang sama, dengan menu dan rasa yang sama sebagai identitas dari rumah makan sate Maranggi Hj Umi ini." tutup Tati.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI