Di kalangan pengusaha sukses Tanah Air, nama Hariyadi Budi Santoso Sukamdani dapat menjadi inspirasi kesuksesan bagi kalangan anak muda saat ini.
Bagaimana tidak, bila mengulik kisah perjalanannya dalam meniti karir sebagai pengusaha, pria kelahiran Jakarta, 4 Februari 1965 ini, tak serta merta muncul sebagai orang sukses, melainkan harus merasakan jatuh bangun juga untuk menggapai kesuksesan.
Kendati sang ayah, almarhum Sukamdani Sahid Gitosardjono merupakan orang sukses, Hariyadi sendiri bukanlah anak yang memanfaatkan segala fasilitas serta harta orangtua begitu saja.
Anak keempat dari lima bersaudara ini mengaku bahkan tidak diarahkan oleh ayahnya untuk menjalani bisnis keluarga, melainkan harus berusaha mandiri dengan cara belajar. Ia pun mengaku tidak dipaksakan orangtua dalam memilih karir.
"Orangtua memberikan kepada saya kebebasan untuk memilih karier, kita diajarkan untuk mandiri. Saya tidak diarahkan pada bisnis. Tapi setelah terjun (bisnis), saya belajar dari orangtua, dalam bisnis agar bertahan kita harus diversifikasi bisnis, jangan fokus di satu titik saja," ujar Hariyadi, mengutip laman pajak.com.
Kemandirian yang selalu diajarkan almarhum ayahnya, Hariyadi yakini sampai saat ini sudah menjadi sebuah prinsip, dimana dirinya juga selalu ditekankan untuk selalu berusaha sendiri.
"Saya terbentuk karena lingkungan keluarga, khususnya kedua orangtua yang membentuk pribadi saya. Mereka mengajarkan prinsip-prinsip kemandirian, orang berusaha sendiri," imbuh Hariyadi Sukamdani.
Berkat prinsip kemandirian yang selalu ditekankan oleh almarhum ayahnya, Hariyadi yang menjadi salah seorang pengusaha yang terkena imbas krisis moneter pada tahun 1998, menjadi tak panik dalam menghadapi dan mengatasi situasi serta kondisi ekonomi negara yang kala itu sedang terguncang.
Menurutnya, justru krisis moneter yang terjadi saat itu ia jadikan pengalaman berharga karena tak semua orang bisa melewati situasi sulit tersebut.
Pada saat itu, Hariyadi mengaku  beruntung mendapatkan pengalaman saat krisis moneter melanda Indonesia. Karena katanya, tidak semua orang dapat melewati kondisi yang serba tidak jelas saat itu.
Peraih gelar Magister Manajemen Universitas Indonesia ini mengatakan, bahwa untuk menjadi sukses, dirinya senantiasa mengikuti serta melaksanakan pesan-pesan orangtuanya.
Orangtua baginya hanya menanamkan pesan untuk dirinya untuk menuntut ilmu, berusaha yang terbaik di bidang masing-masing, bertanggung jawab, dan memikirkan kepentingan orang banyak.
Sebagai kunci sukses, Hariyadi memberikan pandangannya yakni, harus serius mengerjakan sesuatu pekerjaan.
Semua usaha menurutnya harus dikerjakan oleh orang yang berkompeten. Jika itu tidak dilakukan oleh yang berkompeten akan menjadi susah. Semua itu menurut Hariyadi juga harus ada keseriusan
Mengawali karir pada 1993, Hariyadi Sukamdani menapak karir pertama kali sebagai Presiden Direktur PT Sahid Detolin Textile.
Sang ayah, Sukamdani Sahid Gitosardjono yang merupakan pemilik Hotel Sahid Grup, kemudian memberi kepercayaan kepadanya sebagai Presiden Direktur PT Hotel Sahid Jaya International Tbk pada tahun 1997 lalu.
Jabatan sebagai Direktur juga ia pegang di PT Spinindo Bina Persada pada 2006. Dan di tahun yang sama, Hariyadi menjadi Komisaris di PT Jurnalindo Aksara Grafika. Selang setahun atau 2007, Hariyadi menduduki jabatan Komisaris di PT Jamsostek.
Meneruskan ayahnya, Hariyadi Sukamdani akhirnya menerima tongkat estafet kepemimpinan Sahid Grup sebagai Presiden Direktur PT Hotel Sahid Jaya International Tbk.
Lulusan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta ini, sejak kecil mengaku memang  telah terbiasa melihat orangtuanya berbisnis. Hariyadi pun akhirnya mengikuti jejak sang Ayah setelah ia menamatkan kuliahnya.
Selain menjalani tugas-tugas rutinnya sebagai pengusaha sukses, Hariyadi Sukamdani termasuk orang yang aktif dalam berorganisasi.
Hariyadi tercatat pernah terlibat dalam kepengurusan sejumlah organisasi, seperti Ketua Harian Yayasan HIPMI Jaya, Ketua Dewan Kehormatan HIPMI, Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Apindo bidang Jaminan Sosial dan Pengupahan.
Ia juga menjadi Ketua BPP Asosiasi Pertekstilan Indonesia Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Sekretaris Komite Pemulihan Ekonomi Nasional (KPEN) Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Kebijakan Publik, Perpajakan dan Sistem Fiskal.
Hariyadi yang  juga ulusan S3 Stratejik Manajemen Universitas Indonesia, pernah duduk sebagai Sekretaris merangkap Anggota Fraksi Utusan Golongan MPR RI periode 1999-2004.
Alumni PPSA 22 Lemhannas yang kini menjadi Ketum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) ini, juga mempunyai pedoman bahwa, bersikap tenang dan tidak gegabah merupakan kunci dalam menghadapi segala masalah.
Pengusaha menurutnya harus mampu menangkap peluang pasar sesuai kebutuhan masyarakat. Dalam berbisnis tantangan demi tantangan harus dilewati dengan jeli, terukur, dan hati-hati.**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H