"Khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus saya melakukan assesment seperti bertanya ke orangtua bagaimana latar belakang mereka. Dan telah disiapkan guru pembimbing khusus yang menangani hal ini."
"Dengan adanya murid berkebutuhan khusus di kelas bagi saya merupakan sebuah tantangan bagaimana saya bisa atau tidak meratakan kemampuan anak-anak didik saya." Imbuhnya.
Pemberian materi pembelajaran oleh Maulina Sucihati juga tak selalu dengan cara tatap muka. Penggunaan teknologi komunikasi melalui pemanfaatan video juga selalu ditetapkan guna mengedukasi siswa didik dan orangtua murid.
"Mengenai materi video yang selalu saya berikan sebenarnya untuk mengedukasi anak-anak dan orangtua. Saya memang biasa menyampaikan materi pembelajaran lewat video. Karena saya memiliki kemampuan dalam hal itu. Selain itu, saya juga mengirimkan materi video ke grup WhatsApp kelas terkait aktivitas dan kegiatan anak didik di kelas agar diketahui orangtua siswa." Jabar Maulina Sucihati. Â
Memang, berdasarkan porto folio yang dimiliki, Maulina Sucihati yang juga seorang guru bantu di Paud ini, mempunyai keahlian dalam membuat media atau bahan ajar dalam bentuk video maupun cetak.
Selain itu, selama dua dekade menjadi guru, Maulina Sucihati juga memiliki segudang  pengalaman seperti, guru pendamping, bendahara dan operator sekolah di kelompok bermain (KB).
Ia juga tercatat pernah menjadi Pembina Pramuka Penggalang. Dan yang lainnya pernah menjadi narasumber Kelompok Kerja Guru (KKG) di tingkat Paud dan sekolah dasar.
Dari segudang pengalaman itu, ibu enam anak ini bukan tak mungkin sudah memahami betul bagaimana membuat para siswa didiknya berubah ke arah yang lebih baik lagi.
Pada akhir pembelajaran, sarjana pendidikan guru sekolah dasar Universitas Terbuka (UT) ini kerap membuat penilaian terhadap materi pembelajaran kepada para siswa. Jika lebih banyak siswa yang paham, artinya metode yang disampaikan berhasil.