Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis & Content Writer

Lisan Terbang, Tulisan Menetap

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Netizen ke Selebriti, Percumbuan Media Sosial dan Produk Jurnalistik

11 Januari 2022   22:06 Diperbarui: 11 Januari 2022   22:16 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Netizen yang fokus pada keterangan yang ditulis BCL, mereka umumnya memberikan respon positif. Tetapi netizen yang fokus pada foto, justru memberi respon yang mengkritik.

"Tutup dong auratnya. Kasian suaminya disana." Respon netizen dengan foto profil berhijab. 

Dari komentar netizen yang mengkritik tadi, terdapat sisi menarik untuk dijadikan sebuah konten. Namun dari sisi keterangan yang BCL tulis yang merupakan kata-kata motivasi, hal itu bisa juga dibuat satu konten. 

Tinggal bagaimana para konten kreator ingin membuat konten tersebut. Apakah mau yang mengkritik penampilan BCL atau yang menyanjung BCL sebagai seorang single parent.

Pada bagian ketika konten artikel BCL itu telah dipublish pada media, sesungguhnya penerapan ilmu Jurnalistik belum sepenuhnya diterapkan. 

Karena kalau kita mengacuh pada devinisinya, Jurnalistik adalah pengumpulan bahan berita (peliputan), pelaporan peristiwa (reporting), penulisan berita (writing), penyuntingan naskah berita (editing), dan penyajian atau penyebarluasan berita (publishing/broadcasting) melalui media.

Dalam konteks konten artikel seperti BCL tadi, tahapan pada awal yakni, pengumpulan bahan berita yang diperoleh melalui sebuah peliputan, tidak diterapkan disini.

Tahapan itu hanya pada reporting, writing, editing serta publishing. 

Terkait pemanfaatan media sosial sebagai produk Jurnalistik, memang menimbulkan pro kontra tersendiri.

Media online republika.co.id pernah mengangkat hal ini lewat pemberitaan mereka dengan judul "Pers Diingatkan tak Jadikan Medsos Konten Berita".

Pada bagian depan ditulis, bahwa mantan ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo mengingatkan media mainstream tidak mudah menjadikan konten di media sosial sebagai pemberitaan tanpa memahami kaidah jurnalistik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun