"Usia boleh menyenja tetapi semangat untuk memberikan sebuah karya kepada generasi saat ini, tak pupus pada diri Sutradara Dedi Setiadi."
26 Oktober 2021 nanti, Sutradara Dedi Setiadi genap berusia 71 tahun, usia yang terbilang sudah tak muda lagi.
Sutradara film melegenda "Siti Nurbaya" ini, pernah bicara soal usia yang sudah senja itu. Bicaranya sarat semangat, optimisme dan juga harapan.
"Saya memang kepingin seperti Akira Kurosawa yang tetap berkarya meski usianya delapan puluh delapan tahun," kata Dedi Setiadi.
Sebegitu inginnya bisa menjadi seperti sutradara film asal Jepang itu, Dedi tak sekadar berucap. Dia mencoba terus berkarya seperti Akira Kurosawa, yang diusianya lebih tua darinya masih tetap duduk di kursi sutradara. Akira wafat di usia 88 tahun setelah menyutradarai sedikitnya 30 judul film.
Dan betul saja. Ketika saya bisa bertemu sutradara yang biasa disapa DS itu, rupanya sedang terlibat dalam penggarapan sebuah film layar lebar baru.
Dedi masih dipercayakan oleh seorang pengusaha pemilik Rumah Produksi Sinta Perkasa Film (SPF), Haidar Alwi untuk menukangi film kebangsaan dan drama keluarga berjudul "Jangan Berhenti Menyayangi Aku: Janji Untuk Negeri.
Film ini tak tanggung-tanggung dalam proses penggarapannya, karena menampilkan pemeran utamanya seorang Nikita Willy. Akting istri Indra Priawan itu didukung oleh deretan artis ternama seperti, Muhammad Rifky Alhabsyi, Steffi Zamora, Senk Lotta, Adhi Pawitra, Yati Surachman, Oka Sugawa, Bedu dan lainnya.
Bisa dibayangkan, betapa Dedi Setiadi harus banyak mengeluarkan energi dan pikirannya untuk mengarahkan para pemain, khususnya pendatang baru yang belum 'melek' benar dengan dunia akting.
Tugas berat Dedi Setiadi di film yang diproduseri oleh Dhany Rahman ini memang ada. Dedi harus bisa membuat pemindahan waktu dari era tahun 1990-an ke era saat ini. Karena film ini diflot bergerak waktunya, dengan sejumlah pemainnya yang juga berubah secara fisik, dari anak-anak ke dewasa. Dari bangku SD hingga SMA. Dari lajang menjadi berumah tangga, dan seterusnya.
Tentunya tak mudah bagi Dedi membuat film ini bisa seperti itu. Ditambah film ini mengetengahkan keberagaman suku, Dedi Setiadi tentunya harus bisa membingkai segenap perbedaan yang ada menjadi sebuah harmonisasi secara visual.
Salah satu adegan di film ini yang disebutkan di atas seperti saat Dedi Setiadi harus mengikuti skenario mengenai perbedaan ras Cina dengan pribumi.
Kejelian Dedi disini betul-betul harus bisa membuat adegan tersebut mengalir. Tak menyudutkan, menyinggung apalagi memojokan etnis Cina.
Disitulah Dedi harus bisa mengetengahkan sebuah visual keberagaman itu, tentunya dengan seadil-adilnya.
"Gambaran mengenai keberagaman ini saya buat seperti adegan orang pribumi harus berbelanja di toko Cina. Ini kan sensitif. Kenapa Cina? Kan itu berakibat tertentu. Bagaimana toko milik orang Cina? Tidak bisa tidak, kita harus beli disitu. Karena toko milik orang Cina selalu ada dan gampang dicapai. Jadi ada alasannya kenapa harus berbelanja ke toko Cina. Harus ada alasan yang masuk akal." tutur Dedi Setiadi.
Sebenarnya runutan detail cerita film ini belum ada. Cuma tema besarnya disitu, mengenai rasa kebangsaan. Rasa kebangsaan ini tak melulu mengalir sepanjang film, tetapi disisipi juga dengan romansa percintaan, dan juga ada drama keluarga di dalamnya.
Jadi kalau kita mau menerka-nerka seperti apa nanti jalan cerita film terbaru besutan Dedi Setiadi ini, sebenarnya kita sudah diberikan contoh bagaimana Dedi Setiadi menukangi sejumlah film sebelumnya.
Seperti soal bagaimana penggambaran keluarga bahagia dan harmonis. Dedi Setiadi sudah memberikan contoh lewat sinetron atau film seperti, Keluarga Cemara, Losmen, Jendela Rumah Kita dan masih banyak lainnya.
Mengenai gambaran rasa kebangsaan terhadap negara, Dedi setidaknya juga sudah mencontohkan lewat serial yang berjaya di masanya yaitu Aku Cinta Indonesia (ACI).
Bagaimana jika kemudian Dedi harus bisa merefleksikan secara visual anak-anak jaman "now"? Catatan pengalamannya membuktikan kalau pria kelahiran Sukabumi ini, bisa juga memberikan gambaran itu.
Setidaknya lewat tangan dingin penyutradaraannya, Dedi pernah menukangi video klip band yang populer di era tahun 2000-an yakni band Nine Ball. Â
Aih, hebat betul Pak Dedi Setiadi. Di usianya yang mulai menyenja beliau masih punya semangat yang tak kalah dengan anak muda.
Selamat ulang tahun Pak Dedi Setiadi. Semoga Allah SWT, Tuhan YME senantiasa melimpahkan kesehatan, amin.
(20/10/2021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H