Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis & Content Writer

Lisan Terbang, Tulisan Menetap

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perjalanan Angker Menuju Desa Sinden

27 Maret 2021   20:59 Diperbarui: 27 Maret 2021   21:07 2254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurang lebih jam 11 an kami mulai bergerak. Jalan beriring kompoi membelah malam.

Saat masih di kota kami bisa menjaga kompoi. Namun setelah memasuki sebuah pedesaan dimana jalannya naik turun tanpa lampu penerang, kami mulai sulit menjaga kompoi. Alhasil kami terpencar.

Aku dan Arda tak tahu pasti apakah berada paling depan, tengah atau belakang. Yang jelas kata pak Hans, kami harus tiba sebelum subuh.

Aku berusaha mencari tahu posisi Ray, Ara, Anto dan Toro dengan coba menelpon. Ops, ponselku tak menangkap sinyal.

"Coba sini hape Lo Da gue mau nelpon anak-anak. Gue ga dapat sinyal." kataku ke Arda sambil fokus mengendarai motornya di tengah kabut yang mulai tampak.

"Duh Lo gak ada sinyal juga." aku goyang-goyang HP Arda supaya dapat sinyal tapi tetap gak ada.

"Udah jalan aja Dam. Ya kalau ga mereka di depan pasti di belakang kita." kata Arda kepadaku.

Aku diam sambil bersedekap melawan hawa dingin yang mulai menusuk.

Tak lama Arda berkata agak keras,

"Dam, ada cahaya di depan"

Aku memastikan ucapan Arda. Benar ada cahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun