Nama penyanyi Isyana Sarasvati baru benar-benar terkenal setelah dia melantunkan singel "Tetap Dalam Jiwa" 2015 lalu.
Secara komposisi, single kedua Isyana "Tetap Dalam Jiwa" yang bergenre pop itu ditulis di kunci C# minor, mempunyai birama 4/4, dan tempo 120 BPM.
"Jarak suara Isyana terbentang dari not G#5 sampai F7. Lagu ini menggunakan progresi akor yang digunakan berulang-ulang sepanjang lagu, yaitu F#-C#-Fm-A#m." Tulis laman wikipedia.
Dari lagu yang membuat Isyana mulai dikenal publik itu, sedikit pun tak nampak ciri khas Isyana sebagai pemilik suara Sopran yang sesungguhnya. Dia kala itu muncul dalam balutan musik Pop murni, sehingga langsung diterima dan disambut baik oleh masyarakat.
Andai kala itu Isyana membawakan "Tetap Dalam Jiwa" dengan genre klasik atau dalam bentuk opera, mungkin nama perempuan yang khittahnya adalah penyanyi opera itu, tetap terpendam bahkan mungkin tak akan muncul ke permukaan seperti sekarang ini.
Pasalnya apa? Ya, karena masyarakat kita ini memang masih belum familiar betul dengan musik klasik atau opera. Apalagi untuk menyasar kalangan milenial, rasanya susah betul menyuguhkan musik klasik atau opera tersebut ke hadapan generasi Mobile Legend saat ini.
Ini juga ditambah dengan sikap yang ada pada pengusaha-pengusaha industri rekaman dimana mereka juga masih belum mau untuk "menjual" musik klasik atau opera, begitu saja.
Isyana sendiri diketahui adalah penyanyi yang mengusung musik klasik. Sebagai solois dan resitalis, jejak pengalaman Isyana dalam panggung opera terbilang tak sedikit.
Dalam catatan yang ada, wanita asal Kota Kembang, Bandung ini, sedikitnya sudah terlibat dalam beberapa pementasan musik opera sejak 2011 lalu.
Itu diawali ketika dia tampil dalam NAFA Opera Scene Commedia Lirica, sebagai Nanneta di Singapura pada 2011.
Terakhir pada 2014, Isyana terlibat dalam Opera bertajuk "La Princesse Jaune", sebagai Lena, masih di Singapura pada 2014, atau sebelum dia sukses dengan singlenya "Tetap Dalam Jiwa".