Aku bingung bukan main. Mengapa orang itu bicara begitu. Padahal jelas aku sedang ngobrol dengan Lilian yang duduk di depanku.
"Astaga." Aku baru tersadar ternyata orang sebelah ku dan juga pengunjung lain tak melihat ada orang di depanku.
Buru-buru ku tinggalkan kafe. Tiba di kosan kubuka lagi Instagram Lilian. Selama ini ku memang belum sempat melihat semua postingan Lillian. Setelah kejadian tadi, aku baru menemukan satu postingan Lilian yang sungguh membuat ku benar-benar bergidik.
Enam bulan yang lalu di Instagram milik Lilian, aku mendapati satu postingan mengenai insiden yang menewaskan Lilian. Insiden itu entah siapa yang menuliskannya di akun Instagram Lilian.
Dalam postingan itu juga disertakan foto Lilian yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit, penuh dengan slang infus.
Aku coba scroll ratusan komentar di postingan itu dengan harapan bisa menemukan petunjuk akan kematian Lilian.
Mataku tertumbuk ke salah satu akun. Akun @perenggutatma. Di situ ditulis Lilian tewas dibunuh oleh sahabatnya yang dia sebut Mawar Hitam.
"Perenggutatma? Mawar Hitam? Siapa mereka?" bathinku.
Aku lalu teringat dengan seorang teman yang bisa menelusuri keberadaan pemilik akun media sosial.
"Bramasta. Dimana dia sekarang?" aku coba mengingat kali terakhir bertemu temanku itu.
Dalam hati aku bertanya, apa mungkin Bramasta mau membantuku, sementara aku dengannya pernah mengalami sebuah peristiwa yang tak mengenakan saat kami berdua merajut cinta.
Beberapa tahun silam aku habis-habisan menghardik Bramasta karena kupergoki melakukan hubungan intim dengan sahabatku, Asmarani.