Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis & Content Writer

Lisan Terbang, Tulisan Menetap

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dalam Titisan Dewa

7 Februari 2021   23:28 Diperbarui: 31 Oktober 2021   19:16 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak berbeda dengan Ares, Hermes juga telah kehilangan ketajamannya untuk membawa orang menuju ke dunia bawah. Sehingga Hermes tak tahu juga dimana keberadaan perempuan yang sedang dicari oleh Ares itu.

Ares lalu meninggalkan Hermes sendirian di sekitaran Ratu Plaza. Ares melanjutkan perjalanan, mengikuti mata bathinnya menuju lokasi dimana perempuan itu berada.

Pencarian Ares mendekati titik lokasi dimana perempuan itu berada. Peneropongan Ares mengarah ke sebuah rawa. Di situ langkah Ares terhenti karena Ares bertemu dengan Ankhises. Ankhises juga pernah dekat dengan perempuan yang Ares temui di Duta Suara.

"Ankhises" kata Ares.

"Ares" balas Ankhises.

Keduanya sesaat terdiam. Ares makin yakin dengan adanya Ankhises di lokasi yang mendekati keberadaan perempuan itu, Kithireia atau Akidalia tak lama lagi Ares temui.

Ares melanjutkan perjalanan meninggalkan Ankhises seorang diri. Tak lama berselang, Ares juga bertemu dengan Adonis, rivalnya dalam merebut hati Kithireia atau Akidalia. Maka makin yakinlah Ares, jika Kithireia atau Akidalia sudah sangat dekat dengan dirinya.

Mendadak suasana yang ditemui Ares berubah total. Ares tak lagi berada di pesisir dan bertemu Ankhises serta Adonis. Itu semua hanya bayangan masa lalu ketika Ares belum mendapatkan kutukan itu.

Kutukan itu membuat Ares diturunkan ke bumi dan hidup bersama manusia biasa.

Apakah Kithireia atau Akidalia, Hermes, Ankhises serta Adonis juga terkena kutukan seperti Ares, karena mereka ada di bumi juga? (Bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun