Mohon tunggu...
Alamsyah
Alamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis & Content Writer

Lisan Terbang, Tulisan Menetap

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dalam Titisan Dewa

7 Februari 2021   23:28 Diperbarui: 31 Oktober 2021   19:16 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bukan!!" Jawab perempuan itu lagi.

Ares tak yakin kalau perempuan itu bukan perempuan yang dia sebutkan kedua nama tadi. Sebab persis di samping perempuan itu ada seekor angsa putih.

Ares kemudian tersadar setelah sejumlah pengunjung di Duta Suara melihatnya dengan pandangan aneh. Bergegas Ares keluar, tinggalkan perempuan yang dia kira tadi adalah Kithireia atau Akidalia.

Tiba di Sarinah, Ares merasakan sesuatu. Ares melihat dari mata bathin akan ada kecelakaan hebat yang bakal merenggut banyak korban jiwa.

Benar saja. Tak lama ketika tiba di rumah, Ares menonton siaran televisi bahwa telah terjadi tabrakan kereta api di Bintaro. Ratusan penumpang tewas.

"Arghhhhhhh...kembalikan kekuatanku!!!" Teriak Ares saat tahu apa yang sebelumnya dibayangkan benar-benar terjadi.

Peristiwa demi peristiwa yang merenggut korban, sebenarnya dapat Ares rasakan sebelum peristiwa itu terjadi. Ares ingin menghentikan itu semua. Namun dia sudah tak memiliki kekuatan lagi setelah kutukan itu diterimanya.

Dalam keadaan seperti itu Ares jadi teringat perempuan yang dia lihat di Duta Suara. Jika betul perempuan itu adalah Kithireia atau Akidalia, maka perempuan itulah yang bisa melepaskan kutukan tersebut.

Dengan sisa kekuatannya yang ada,  Ares berhasil meneropong keberadaan perempuan itu. Ares melihat dari jauh perempuan itu bersama seorang pria.

"Hefaistos" Ares membathin menyebut nama pria yang bersama perempuan itu.

Dalam perjalanan menuju lokasi perempuan itu, Ares tak sengaja bertemu Hermes yang sesungguhnya juga mengenal perempuan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun