Mohon tunggu...
Sangaji Yudhi
Sangaji Yudhi Mohon Tunggu... -

Mahasiswa semester akhir Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Wartawan yang masih versi BETA, hobby jadi sutradara dan bikin film pendek serta bercita-cita punya Mansion di Planet Mars.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menanti Pemimpin Raih Mimpi Banten

6 Februari 2016   11:58 Diperbarui: 6 Februari 2016   12:38 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pencarian sosok ideal pemimpin Banten ke depan adalah nyanyian dan dongeng. Sebuah nyanyian religius yang sesuai dengan karakteristik masyarakat Banten, juga dongeng nenek kepada cucunya sebelum tidur perihal sosok pemimpin.

Hawa Pilkada 2017 sudah mulai terasa, khususnya di Kota Serang. Memasuki tahun 2016 beberapa calon yang diperkirakan akan meramaikan Pilkada 2017 telah mengambil ancang-ancang dan mulai menyusun strategi. Padahal kepastian tanggal pelaksanaan pemungutan suara pilkada 2017 belum secara resmi diumumkan oleh KPU. Misalnya di beberapa ruas jalan Kota Serang telah muncul beberapa baliho dan spanduk wajah-wajah tokoh yang diperkirakan akan mencalonkan dirinya di pemilihan gubernur nantinya. 

Menghadapi pilkada 2017, rakyat diingatkan agar hati-hati dalam memilih di pilkada nanti. Hanya keledai yang jatuh dua kali pada lubang yang sama, maka memilih calon atau tokoh yang tersangkut kasus korupsi seperti di masa lalu berarti menjadi keledai, berarti masyarakat gagal move on. Seperti kita ketahui bersama, Provinsi Banten masuk kedalam salah satu provinsi dengan tingkat korupsi tertinggi, tidak perlu ditambah-tambahkan lagi. Oleh karenanya masyarakat dihimbau agar cerdas memilih tokoh atau calon. Tidak memilih calon yang menguasai tetapi pilih yang melayani, tidak memilih calon yang tirani tetapi pilih yang berbagi, juga tidak memilih calon yang mementingkan kepentingan pribadi.

Hal tersebut diingatkan oleh salah satu tokoh Banten Haji Embay Mulya Syarif. “Banten harus memiliki pasangan gubernur yang ideal. Pasangan itu harus dapat di terima berbagai kalangan, artinya pasangan itu harus saling melengkapi. Idealnya pemimpin Banten itu harus mampu mengimplementasikan aktivitasnya menuju visi Banten yang Iman dan Taqwa. Masalahnya sekarang ini, masyarakat itu sudah tidak perduli apakah pemimpin Banten pantas atau tidak, bagi mereka yang penting kan dapet duit. Tapi kita wajib mengedukasi masyarakat untuk menjadi pemilih yang cerdas. Yang harus kita pikirkan sekarang ini adalah bagaimana agar masyarakat tidak menjual kedaulatannya.” Ujarnya ketika ditemui di kediamannya. 

Agar masyarakat tidak mudah dibeli, maka menurut Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni, akidah dan akhlak masyarakat Banten harus ditingkatkan. Karena menurutnya akidah dan akhlak adalah landasan dari segalanya. Artinya pemimpin Banten kedepan harus mempunyai latar belakang akidah dan akhlak yang baik. Jangan mengharapkan perekonomian Banten akan maju atau Banten bebas dari korupsi jika akidah dan akhlaknya saja belum benar. 

Selain itu, yang harus diingat seluruh warga Banten adalah Banten memiliki budaya yang harus dijaga utuh sampai kapan pun. Oleh karena itu dibutuhkan pemimpin kuat dan tegas yang mampu menjaga dan mengembangkan budaya Banten. Jangan sampai pembangunan di Banten nantinya malah merusak budaya relijius Banten yang selama ini telah dijaga.

Sejalan dengan hal diatas, pendiri Nalar Pandeglang, Ahmad Supena mengatakan “Pasangan gubernur yang terpilih nantinya harus mendukung penuh nilai-nilai kebudayaan Banten. Karena memang sekarang ini begitu gencar kebudayaan menjadi barometer utama dalam pembangunan sebuah daerah. Untuk itu yang pasti pemimpin Banten itu kesehariannya harus dekat dengan budaya masyarakat Banten yang relijius” ujar Dosen Untirta itu.

Salah satu contohnya adalah Kabupaten Purwkarta. Mulanya, banyak yang tidak menaruh perhatian terhadap Kabupaten yang luasnya tak lebih dari 3% luas Provinsi Jawa Barat. Akan tetapi kini Kabupaten Purwakarta menarik banyak perhatian, salah satunya adalah karena dibangunnya Air Mancur Sri Baduga yang diklaim sebagai air mancur terbesar se-ASEAN.

Kabupaten Purwakarta bisa menjadi terkenal seperti sekarang semua itu berkat Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang mengangkat budaya sunda sebagai daya tarik pariwisata. Kita pun bisa seperti itu, jika kebudayaan Banten dikembangkan.

Walaupun sebagai provinsi termuda di pulau jawa, Banten bisa dibilang memiliki lokasi yang strategis. Berdekatan dengan Ibu Kota Jakarta, selain itu Banten memiliki pelabuhan Merak. Dengan potensi yang besar, seharusnya bisa menarik serta mendongkrak perekonomian Banten dibanding provinsi-provinsi lainnya.

Menurut Drs. Tubagus Ismetullah Alabbas, “Pasangan gubernur nantinya harus bisa mendongkrak perekonomian Banten agar banten bisa kembali Berjaya dalam sector perekonomian seperti dahulu. “Banten pernah menjadi pusat ekonomi, dimana pedagang-pedangan dari Sumatra dan dari luar negeri tidak datang langsung ke Jakarta, tapi ke Banten terlebih dahulu,” ujar Pak Ismet. 

Hal senada diucapkan oleh Walik Rektor Universitas Serang Raya Drs. Suryaman “Kita sadari bahwa kondisi perekonomian saat ini sangat berbeda (timpang). Contohnya daerah-daerah yang belum sentuh oleh gubernur seperti seperti beberapa daerah di Banten selatan. Maka perlu adanya sosok pemimpin yang bisa mengembangkan berbagai potensi-potensi di Banten untuk meningkatkan perekonomian Banten,” ungkapnya.

Jika pemimpin Banten yang terpilih bisa mengembangkan budaya dan objek-objek wisata di Banten, maka bukan hal yang mustahil jika Banten bisa kembali berjaya seperti pada jaman Sultan Ageng Tirtayasa, dimana saat itu Banten telah menjadi pelabuhan internasional sehingga perekonomian Banten menjadi maju pesat.

Selain harus mengembalikkan kejayaan Banten, maka pemimpin Banten nantinya menurut Rektor Untirta Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd, harus tegas, memiliki pengalaman manajererial dibidang pemerintahan, selain itu juga harus berlatar belakang orang yang taat beribadah, kemudian dia juga dekat dengan ulama dan tokoh masyarakat.

Rektor IAIN SMH Banten Prof. Dr. Fauzul Iman ikut menambahi, “Gubernur yang terpilih nantinya harus memiliki kepekaan terhadap kebutuhan masyarakat. Dimana saat ini Banten membutuhkan pemimpin yang mendahulukan kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadi.” Ia berharap jika calon gubernur nantinya tidak hanya pandai berkampanya, tidak hanya berkarya kata, tapi juga berkarya cita.

Beberapa tokoh banten menyoroti terkait politik dinasti yang selama ini dan masih berlangsung di sejumlah daerah. Menurut mereka politik dinasti adalah salah satu contoh kegagalan memilih pemimpin. Alih-alih mendapat pemimpinan, masyarakat yang daerahnya terjadi politik dinasti hanya mendapat seorang penguasa daerah.

Selain itu, Calon Gubernur nantinya juga tidak boleh terikat oleh partai. Ikatan demikian hanya akan membuat gubernur terpilih menjadi “boneka partai” yang disetir berdasarkan kepentingan partai. Hal demikian dikemukakan oleh Ketua PWNU (Pengurus Wilayah Nadhlatul Ulama) Banten, KH Makmur Masyhar, “Pemimpin kedepan tidak boleh tersandra oleh partai. Minimal harus ada calon dari nonpartai yang memiliki ketegasan, juga punya pondasi agama yang kuat.

Ia juga menambahkan “Partai bolitik boleh mengusung calonnya, tetapi ketika nanti sudah terpilih, partai tidak bisa mengatakan pemimpin tersebut adalah milik partainya, karena ketika sudah terpilih berarti sudah mendaji milik masyarakatnya, bukan milik partainya lagi.”

Ketua MUI Kota Serang, KH. Mahmudi, MSi. mengatakan siapapun yang menjadi gubernur diharapkan kuat agamanya agar sejalan dengan visi-misi Banten Iman dan Taqwa, serta memiliki perhatian kepada masyarakat. Karena jika dilihat, perkembangan perekonomian di Banten sendiri masih kurang merata. Banyak daerah-daerah yang belum berkembang baik dalam perekonomian maupun dalam pembangunan. Daerah-daerah tersebut sebagian besar berada di daerah Banten Selatan.

Begitulah pendapat dari berbagai tokoh kalangan tentang calon gubernur Banten nantinya. Diibaratkan seseorang, maka Banten adalah seorang pemuda berumur 17 tahun, masih muda dan bergairah. Masih belum banyak pengalaman dan masih harus banyak belajar, tetapi dilain pihak memiliki semangat dan potensi yang tinggi. Semangat yang tinggi ini yang harus dimiliki oleh pasangan calon gubernur untuk membangun Banten kea rah yang lebih baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun