Mohon tunggu...
Asuransi Umum
Asuransi Umum Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang Praktisi Asuransi di Provinsi Bangka Belitung

life peace full, we love u full... CP. 085277180981 email : mynameissadli@gmail.com site www.bumida.co.id

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kok Limbah (Kantong) Plastik Adalah Ancaman, bukan Peluang Bisnis ?

5 Maret 2019   17:18 Diperbarui: 5 Maret 2019   17:27 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejauh ini dia menyebut ada sebuah restoran cepat saji yang sejak tahun lalu secara swakarsa memprakarsai gerakan tanpa sedotan plastik di gerai-gerainya. Ternyata upaya mereka kemudian ditiru oleh manajamen-manajamen restoran serupa di Hong Kong, Cina, dan negara lainnya. Mulai hari ini hingga sepuluh tahun ke depan, bila ketiga sector industri tersebut bersedia mengikuti peta jalan yang disiapkan, produksi sampah plastik akan berkurang hingga 70 persen.

Selain perlu adanya kesadaran juga perlu ada cara lain bagaimana ancaman limbah ini menjadi salah satu keuntungan ekonomis bagi masyarakat kita kedepannya, misal sampah plastik tersebut bisa di recycle kembali menjadi barang atau souvenir yang bernilai ekonomis atau diolah menjadi bahan dasar yang diperlukan oleh industri-indutri yang mengunakan bahan dasar dari plastik tersebut, maka perlu juga kita mengenali beberapa jenis dari plastik ini, sbb :

1.  PET atau PETE (politilena terephthalate). Pendaurulangan tipe 1 paling sering digunakan untuk botol minuman ringan, botol air mineral, botol bir plastik, stoples selai kacang plastik, botol bumbu salad, dan minyak sayur, serta nampan makanan. Jika didaur ulang, maka plastik ini dibuat menjadi bahan kain polar fleece, tas sandang, furnitur, karpet, dan wadah minuman baru. 

2. HDPE (Politilena berkepadatan tinggi). Pendaurulangan tipe 2 digunakan untuk teko susu dan jus, botol produk pembersih, wadah yoghurt, kantung plastik sampah, dan pelapis kotak serealia. Didaur ulang kembali menjadi botol, pulpen, dan bahan-bahan bangunan. 

3.  V (Vinil) atau PVC. Pendaurulangan tipe 3 ditemukan pada botol pembersih kaca, botol sabun cuci dan botol sampo, juga plastik kemasan makanan bening, siding (bahan pelapis untuk bangunan luar agar tahan cuaca), jendela, pipa, dan perlengkapan medis. Kadang-kadang didaur ulang oleh pembuat papan plastik menjadi bahan-bahan bangunan.

4. LDPE (Politilena berkepadatan rendah). Carilah Pendaurulangan tipe 4 pada botol pencet dan kantung belanja plastik, kantung pakaian dry clean, atau kantung roti. Didaur ulang menjadi pelapis tempat sampah, amplop, dan papan plastik. 

5. PP (polipropilena). Pendaurulangan tipe 5 berasal dari sedotan, wadah yoghurt, botol sirup, botol kecap, botol pil, dan tutup botol. Diubah menjadi garu, sapu, baterai, dan nampan. 

6. PS (polistirena). Pendaurulangan tipe 6 digunakan untuk piring dan mangkuk sekali pakai, wadah cakram padat (CD), tempat karton telur, wadah makanan untuk dibawa pulang, dan botol aspirin. Didaur ulang menjadi kemasan busa, penyekat, tempat karton telur, dan wadah makanan untuk dibawa pulang kembali. 

7. Aneka ragam plastik. Pendaurulangan tipe 7 mencakup botol air isi ulang, bahan-bahan 'antipeluru', kacamata, wadah DVD, wadah iPod, dan nilon. Tidak sering didaur ulang, namun kadang-kadang diubah menjadi papan plastik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun