Mohon tunggu...
Madjid Lintang
Madjid Lintang Mohon Tunggu... Wiraswasta - Orang biasa yang masih terus belajar.

Di hadapan Tuhan aku hanya sebutir debu yang tak berarti. Pembelajar yg tak henti belajar, dan seorang hamba Tuhan yang penuh dosa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Orang-orang Berakhlak Mulia

16 Oktober 2020   15:46 Diperbarui: 16 Oktober 2020   15:48 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Maka "Ali pun bangkit mendatanginya dan mendapatinya sedang berbaring. 'Ali k.w. bertanya, "Apakah kamu tidak mendengar panggilanku?" 

Hamba sahaya itu menjawab, "Ya."

Ali k.w. Bertanya, "Lalu apa yang menghalangimu untuk menyahuti panggilanku?" 

Hamba sahaya itu berkata, "Anda tidak akan menghukumku.Jadi, aku bermalas-malasan saja." 

Ali k.w. kemudian berkata, "Pergilah dariku sebab aku telah memerdekakanmu karena Allah.

Seorang wanita pernah berkata kepada Malik ibn Dinar, "Kamu munafik." 

Malik berkata, "Nyonya, Anda telah mengetahui namaku yang tidak diketahui oleh semua orang di Basrah." 

Yahya ibn Ziyad Al-Haritsi mempunyai seorang hamba sahaya yang berkelakuan buruk. Kepadanya ditanyakan orang, "Mengapa kamu tetap memeliharanya?" Lalu Yahya menjawab, "Dia mengajariku kesabaran."

Jiwa-jiwa seperti ini dididik rendah hati oleh pendisiplinan sehingga akhlak mereka mencapai keseimbangan dan bersih dari segala sifat licik, korup, dan dengki. Sebagai hasilnya adalah sikap ikhlas terhadap segala yang telah ditakdirkan Allah Swt. Itulah puncak kebaikan akhlak. Sebab siapa pun yang membenci tindakan-tindakan Allah tentu tidak akan ikhlas terhadap-Nya. Inilah puncak keburukan akhlaknya. Tanda-tanda tersebut di atas muncul melalui aspek-aspek lahiriah orang-orang itu. 

Maka, siapa pun orang yang pada dirinya tidak ditemukan tanda-tanda ini, hendaklah dia tidak menipu dirinya sendiri dan menganggapnya sebagai akhlak yang baik. Sebaliknya, hendaklah dia menyibukkan diri dengan upaya pendisiplinan agar dia berhasil mencapai tingkatan akhlak yang baik. Sebab sesungguhnya ia merupakan derajat yang tinggi yang tidak mungkin dicapai kecuali oleh Orang-Orang yang Didekatkan [al-muqarmban] dan Orang-Orang yang Jujur [al-shiddiqan]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun