Kabupaten Berau merupakan wilayah administrasi di Kecamatan Tanjung Redeb, Kalimantan Timur (Kaltim). Selain menyimpan kekayaan alam yang melimpah, kabupaten di ujung utara provinsi Kaltim itu juga memiliki pertanian dan perkebunan yang subur, serta spot wisata dengan panorama bak mutiara di tengah samudera.
Berau terkenal dengan komoditas hasil buminya berupa batu bara. Di lautnya, tersimpan aneka ragam biota laut yang melimpah. Sedangkan andalah bagi warga lokal, Berau memanen kelapa sawit, kakao, dan kelapa.
Belum cukup sampai disitu, wilayah berpopulasi sekitar 280.998 jiwa itu menyimpan keindahan alam yang memesona mata. Kunjungan kerja PJ Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Akmal Malik baru-baru ini (23-25 Mei 2024) makin memperjelas besarnya potensi wisata di Berau. Terpantau oleh awak media, pria yang biasa disebut Akmal itu ber-paddling ria bersama beberapa staf dan warga di sana.
Kunjungan kerja PJ Gubernur Kaltim itu meliputi beberapa wilayah, yang diantaranya ke wisata Biduk-Biduk, Teluk Sumbang, Labuan Cermin, dan Kanjungan. Akmal menilai potensi pariwisata Kabupaten Berau sangat luar biasa. Setelah menyaksikan langsung sejumlah destinasi wisata di sana, tidak salah jika Berau menjadi salah satu keindahan tersembunyi yang dimiliki Indonesia.
Pesona Wisata Biduk-Biduk
Bentuk Pulau Kalimantan menjadi ikonik karena posturnya yang memiliki hidung. Pada bagian itu lah terdapat kecamatan bernama Biduk-Biduk. Letaknya berada di paling Selatan Kabupaten Berau dengan luas mencapai 61.415 km persegi.
Terdapat sebuah kampung bernama Teluk Sumbang di Kecamatan Biduk-Biduk. Letaknya berada di kawasan bentang alam karst Mangkalihat. Mayoritas warga di dalamnya merupakan suku Bugis dan Suku Dayak Basap, dengan mata pencaharian sebagai petani dan pekebun.
Ada juga nelayan di Kampung Teluk Sumbang. Mereka tinggal di bagian teluk yang dinamai sama dengan kampung itu. Di situlah Akmal Malik memulai kunjungan kerjanya. Ia mengitari teluk yang terhubung langsung dengan Selat Makassar itu. Selama satu jam ia habiskan waktu beraktivitas stand-up paddleboarding (SUP).
Teluk Sumbang bisa dikatakan sebagai spot wisata dengan keindahan yang tersembunyi. Sejauh mata memandang hingga ke horizon di hadapan, panorama alamnya tampak Indah. PJ Gubernur Kaltim menjadi saksi betapa keberagaman ekosistem laut Teluk Sumbang begitu memikat.
Namun sayangnya, di beberapa titik terdapat terumbu karang yang rusak akibat penggunaan bom ikan. Potensi wisata yang luar biasa tersebut seakan ternodai oleh kegiatan ilegal masa lalu warga setempat. Ia memberi arahan kepada nelayan sekitar untuk selalu menjaga kelestarian ekosistem laut wilayah mereka.
"Di beberapa titik saya lihat bekas bom ikan. Saya lihat karangnya baru tumbuh. Ini tugas kita untuk menjaga konservasi laut," tegas Akmal di Lamin Guntur Camping and Playground, salah satu destinasi wisata Teluk Sumbang.
Namun di lain pihak, warga setempat mengakui patroli rutin dari TNI Angkatan Laut menjadikan penggunaan bom ikan di Teluk Sumbang tak lagi berulang. Kondisi ini diapresiasi oleh PJ Gubernur Kaltim karena warga tetap melestarikan budaya positif bagi kepentingan mereka.
Eksotisnya Labuan Cermin
Untuk mencapai kawasan wisata Labuan Cermin diperlukan waktu sekitar 4 jam menggunakan speed boat dari Tanjung Redep ke Biduk Biduk. Jika ingin melalui jalur darat jarak tempuh mencapai kisaran 5 hingga 6 jam dengan kondisi jalan yang sudah beraspal dan cor beton.
Keindahan yang ditawarkan Labuan Cermin sepadan dengan lelahnya jarak tempuh yang dilalui pengunjung untuk sampai ke sana. Terdapat sebuah danau bak cermin yang dikelilingi pohon alam yang masih asli. Begitu sampai, pengunjung disuguhkan oleh kesejukan serta pantulan cahaya matahari yang menembus hingga ke dasar danau.
Danau Labuan Cermin ini sangat terkenal ketika fotonya tersebar pertama kali di internet. Kejernihannya bak sebuah kaca cermin, dan dikenal sebagai salah satu danau terindah di dunia. Jika seseorang menaiki perahu di atasnya, seakan perahu itu melayang didalam pandangan orang lain.
Hal itu juga yang diakui Akmal Malik saat kunjungan keduanya memasuki Labuan Cermin.
"Satu jam dari Balikpapan (menggunakan pesawat), empat jam dari Tanjung Redeb (menggunakan speed boat) saya tidak menyesal karena tempatnya keren, luar biasa," ungkap Akmal.
Sekali lagi, PJ Gubernur Kaltim itu kembali melakukan paddling di sekitaran danau. Selain keindahan eksotisnya, danau itu memiliki perpaduan antara air laut dan air tawar. Karenanya, Labuan cermin dikenal juga sebagai danau dua rasa yang dimiliki Kabupaten Berau.
Sore di Pulau Kanjungan
"Surga Bahari yang Tersembunyi" orang-orang menyebutnya. Pulau Kanjungan memang tidak sepopuler Pulau Derawan yang sama-sama berada di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Akan tetapi, kekayaan laut dan panorama keduanya bisa disandingkan satu sama lain.
Statusnya sebagai pulau terpencil bisa jadi merupakan keunggulannya tersendiri bagi pulau seluas 55 hektar itu. Keasrian yang tetap terjaga, tempat healing yang tepat bersama pasangan maupun keluarga, hingga spot swafoto terbaik tanpa adanya gangguan orang lain. Pulau ini sendiri hanya dihuni oleh sekitar 20-an kartu keluarga.
Kunjungan kerja PJ Gubernur Akmal Malik ditutup dengan berangkat menuju Pulau Kanjungan. Secara umum, pengunjung yang hendak kesana dapat memulai perjalanan dari Tanjung Redep menuju Biduk-Biduk selama 5 hingga 6 jam sampai ke dermaga. Setelahnya menaiki kapal sekitar 15 menit untuk mencapai pulau.
Dermaga Kanjungan sangat bersih. Pasirnya putih, pantainya jernih dengan air yang kebiru-biruan. Saat mencapai Pulau Kanjungan, pengunjung akan disapa oleh lambaian ratusan nyiur di pantai.
Wisatawan dapat menyaksikan sekelompok lumba-lumba yang tengah bermain di antara Teluk Sumbang dan Teluk Sulaiman jika mau. Sedangkan ikan laut kecil berwarna-warni dapat ditemui di pinggiran pantai Pulau Kanjungan.
Jumat sore itu, Pj Gubernur Akmal Malik juga melanjutkan paddling di laut Pulau Kaniungan. Â Keindahan laut Pulau Kaniungan pun tak kalah menawan dibanding Teluk Sumbang dan Labuan Cermin.
Pemasaran Pariwisata Berau
Saat kunjungan kerja PJ Gubernur Akmal Malik di Teluk Sumbang, saran didapat melalui Ronald Lolang. Pemilik dari Lamin Guntur Camping and Playground itu mengusulkan agar digelarnya ajang Wisata berskala nasional, hingga internasional di Kabupaten Berau, Kaltim ini.
Keindahan laut, panorama, kekayaan alam, serta keramahtamahan warganya dapat menjadi aset untuk diperkenalkan melalui event berupa forest run 10k. Dapat juga kegiatan dilakukan dengan lomba lari menyisir hutan Teluk Sumbang. Alasannya, Teluk Sumbang juga masih menyimpan potensi hutan yang lebat.
Namun sebelum itu, Akmal ingin memastikan terlebih dulu kesiapan akomodasi dan dukungan masyarakat setempat. Â Tidak perlu bangun hotel, masyarakat cukup menyiapkan guest house yang bersih dan nyaman. Secara umum Akmal mengaku bangga karena warga Teluk Sumbang senantiasa menjaga alam dan investor pariwisata juga peduli terhadap pelestarian lingkungan.
"Kunci pariwisata itu hospitality, Â keramahan. Setelah itu, kita juga harus siapkan air, listrik dan internet," sambung Akmal. Â
Akmal menceritakan kisahnya setelah tiga hari meninjau langsung sejumlah titik lokasi destinasi di Kecamatan Biduk-Biduk. Ia menemukan masalah utama pengembangan pariwisata di kawasan-kawasan itu adalah listrik.
Salah satu contoh wisata pantai di Kampung Teluk Sumbang. Masyarakat dan pengelola destinasi pariwisata setempat belum mendapat pasokan listrik yang cukup. Pengelola wisata masih menggunakan genset pribadi tanpa kipas angin, apalagi air conditioner (AC). Padahal itu sangat dibutuhkan para wisatawan yang ingin bermalam di sana.
"Harus ada AC, atau minimal kipas angin. Di laut memang banyak angin. Tapi kita tidak bisa atur kapan angin datang. Sedangkan gerahnya sudah pasti datang kalau angin belum datang," canda Akmal. Â
Menyikapi kondisi tersebut, Pj Gubernur Akmal Malik langsung menghubungi GM PLN. Ia menyampaikan persoalan listrik di Teluk Sumbang.
"Prinsipnya, GM PLN tadi sudah siap bantu. Jadi Bu Bupati, Â intinya itu komunikasi," ucap Akmal.
Namun sebelum usulan resmi disampaikan ke PLN, Akmal meminta  agar secara detail dilakukan pemetaan kebutuhan listrik di Teluk Sumbang dan Tanjung Redeb untuk segera diusulkan dan diproses lebih lanjut oleh PLN.
"Beberapa daerah destinasi wisata punya potensi besar, lokasinya keren, jalan sudah bagus, tapi listrik belum ada. Ini harus segera kita selesaikan," tandasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H