Mohon tunggu...
Dhul Ikhsan
Dhul Ikhsan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pribadi

"Confidence is fashion" Follow, coment, and like IG : @sandzarjak See you there.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Dua Hal Catatan Saya bagi Drama-Komedi "The Con-Heartist"

21 Februari 2021   17:44 Diperbarui: 21 Februari 2021   17:56 3525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster The Con-Heartist. Sumber: layarhijau.com

Di dalam kisah drama-aksi tidaklah penting detail dari proses tercapainya sebuah tujuan. Tiap alasan dapat dibangun dalam bentuk apapun agar karakter utama menuntaskan dendamnya kepada sang lawan. Namun, lagi-lagi harus dipahami bahwa ini film Thailand, bukan film silat mandarin yang kisahnya lurus-lurus saja.

The Con-Heartist mengangkat tema kerja keras. Gagal satu rencana, buat rencana lagi. Jadi tuh, ada unsur-unsur pengorbanannya, gituh.

Takdir memang suratan Tuhan. Untuk itulah manusia harus giat bekerja dan mengorbankan banyak hal untuk menggenapkan takdir tersebut. Sehingga tidak serta merta berbagai rencana menghasilkan kesuksesan. Bisa jadi malah, semua rencana tidak sesuai dengan takdir yang digariskan.

Sepanjang satu jam dua puluh delapan menit, The Con-Heartist menjelaskan upaya Ina menggapai tujuannya. Jatuh-bangun-jatuh lagi, hingga ke titik terendah semangatnya bekerjasama dengan pria yang sejatinya penipu kawakan.

Tapi itulah drama. Menontonnya seperti menyaksikan sinetron Ikatan Cinta puluhan episode dalam satu komedi layar lebar. Tentunya sangat pas bagi segmen kaum hawa, dan ibu-ibu rumah tangga. Menonton  bareng pasangan juga dianjurkan, loh.

Dua hal berikutnya yang ingin saya bahas adalah kemampuan film ini memasukkan simbol-simbol brand ke dalamnya. Jika saya bandingkan dengan film-film Thailand di era 2000-an, simbol dan pertanda yang digunakan sutradaranya selalu yang berkenaan dengan plot cerita yang hendak dibangun, dan biasanya bersifat humanis. Sedangkan The Con-Heartist lebih banyak menghubungkan ceritanya dengan merek-merek tertentu.

Agak kentara memang. Menayangkannya berulang kali dapat menyadarkan penonton akan pesan komersil di dalam film.

Saya pribadi tidak merasa risih dengan keberadaan merek-merek tersebut. Karena sang sutradara mampu membuat cerita yang berkesusaian dengan latar brand yang dimunculkan. Seperti sebuah iklan inspiratif berdurasi lebih dari satu menit khas Thailand, seperti itu juga film ini memainkan nama brand dalam sebuah adegan drama-komedi, The Con-Heartist.

Trailer


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun